
Sempat Loncat 1%, IHSG Berakhir Nyaris Flat di Closing Sesi 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Sempat melejit 1% di pembukaan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melalui fluktuasi pada perdagangan sesi pertama meski berakhir di zona hijau pada paruh pertama perdagangan Kamis (21/1/2021).
Indeks acuan bursa nasional tersebut menguat super tipis, hanya 0,3 poin atau 0,001% ke 6.430,047. Sebanyak 241 saham menguat, 224 tertekan dan 144 lainnya flat. Transaksi bursa surut dengan 11 miliar lebih saham diperdagangkan sebanyak 1 juta kali lebih.
Nilai transaksi bursa mencapai Rp 12 triliun, di mana investor asing membukukan penjualan bersih (net sell) sebesar Rp 352,1 miliar di pasar reguler, yang menunjukkan bahwa mayoritas dari mereka memilih merealisasikan keuntungan.
Saham yang menjadi sasaran aksi jual asing terutama adalah PT Bank Rakyat indonesia Tbk (BBRI) yakni senilai Rp 458,7 miliar. Akibatnya, saham bank BUMN tersebut melemah 2% atau 100 poin ke Rp 4.790 per unit.
Sebaliknya, saham yang masih mereka borong antara lain PT Astra International Tbk (ASII) dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) yang menguat masing-masing sebesar 1,5% dan 0,6% menjadi Rp 6.775 dan Rp 3.490 per saham. Nilai transaksi beli asing untuk keduanya masing-masing sebesar Rp 74,1 miliar dan Rp 150,5 miliar.
Masih sama seperti sebelum-sebelumnya, saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) merajai dari sisi nilai transaksi dengan total nilai Rp 2,8 triliun. Namun, saham BUMN tambang tersebut terpangkas 1,9% atau 60 poin ke Rp 3.130 per unit.
Pada pagi tadi, IHSG dibuka di zona hijau di level 6.476,09 atau kenaikan 0,72%. Namun jelang pukul 10:00, indeks acuan bursa ini mulai melemah dan sempat mencicipi zona merah. Selepas itu, IHSG bergerak volatil.
Sentimen positif yang sempat mengangkat bursa muncul dari Wall Street yang mencetak rekor penutupan tertinggi sepanjang masa usai dilantiknya Joe Biden. Selain pelantikan Biden, Senat AS yang sebelumnya dikuasai oleh Partai Republik, kini dikuasai oleh Partai Demokrat, sehingga memuluskan kebijakan stimulus Negara Adidaya tersebut.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) pertama di tahun 2021. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan BI 7 Day Reverse Repo Rate tetap bertahan di 3,75%.
Pelaku pasar cenderung menunggu dan mencermati hasil keputusan RDG tersebut, sembari mengikuti perkembangan positif seputar vaksinasi dan pembentukan sovereign wealth fund (SWF) versi Indonesia yang kini telah mendapatkan dewan pengawas.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tak Sekalipun Cicipi Zona Merah, IHSG Naik 0,7% di Sesi I