
Erick Sebut 3 BUMN Punya Utang Tinggi: PTPN, BUMN Karya & KAI

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan restrukturisasi utang akan terus dilakukan oleh beberapa perusahaan BUMN dengan nilai kewajiban yang tinggi. Tiga entitas BUMN di antaranya yakni Holding PT Perkebunan Nusantara (PTPN), empat BUMN karya, dan PT Kereta Api Indonesia (KAI).
Erick bahkan mengungkapkan utang PTPN sudah menembus Rp 40 triliun lebih. Adapun BUMN karya yang dimaksud yakni PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), dan PT PP Tbk (PTPP).
Erick juga menyinggung kesuksesan restrukturisasi yang berhasil dilakukan oleh BUMN baja PT Krakatau Steel Tbk (KRAS).
"Ketika kami mencoba restrukturisasi KRAS tentu sekarang challenge yang kita hadapi ini ada tiga, salah satunya PTPN yang mempunyai nilai utang cukup besar 40 triliun rupiah lebih, dan juga di BUMN Karya yang memang masih berjalan [restrukturisasi]," kata Erick di hadapan Komisi VI DPR RI, Rabu (20/1/2021).
Awal Januari 2020, KRAS memang sudah menyelesaikan restrukturisasi utang jumbo senilai US$ 2 miliar atau setara Rp 27,22 triliun (asumsi kurs Rp 13.611/US$). Ini merupakan restrukturisasi utang terbesar yang pernah ada di Indonesia.
Restrukturisasi KRAS ini melibatkan 10 bank nasional, swasta nasional dan asing. Penandatangan perjanjian restrukturisasi ini dilakukan untuk transformasi bisnis KRAS menjadi lebih sehat.
Lebih lanjut Erick menegaskan, restrukturisasi ini menjadi penekanan yang mesti dilakukan saat ini dalam meningkatkan kinerja BUMN ke depan.
"Ada tiga kami highlight, kami lakukan restrukturisasi utang BUMN yang memang kita lihat juga di BUMN Karya yang sekarang ini [proyeknya] memang suka tidak suka pembangunannya butuh dana sangat besar, tapi karena masih Covid penurunannya [kinerja] sangat signifikan," kata Erick.
Sementara itu kondisi BUMN lainnya juga terdampak, misalnya KAI yang mengalami penurunan penumpang lebih dari 15% setahun.
"Hal ini tentu akibatnya ada perusahaan yang sejak awal utangnya cukup tinggi harus direstrukturisasi. Alhamdulillah kita punya track record yang baik ketika mencoba restrukturisasi KRAS.
Sebagai perbandingan, Kereta Api Indonesia mencatat kerugian sekitar Rp 2,5 triliun pada kuartal III-2020. Angka tersebut berbanding terbalik dengan capaian tahun 2019 dengan angka untung sekitar Rp 1,5 triliun.
Secara rinci, 30 September 2020 KAI mencatat jumlah kerugian komprehensif tahun berjalan sebesar Rp 2,51 triliun, dari untung Rp 1,474 triliun di 30 September 2019.
Adapun jumlah pendapatan KAI anjlok menjadi Rp 12,19 triliun di 30 September 2020 dari Rp 17,8 triliun pada periode sebelumnya
Total kewajiban (termasuk utang), menembus Rp 30,11 triliun, dari posisi Desember 2019 sebesar Rp 25,09 triliun.
Pada Juni tahun lalu, Erick juga sempat menyinggung utang PTPN III, yang menjadi Holding PTPN, memiliki utang bahkan mencapai Rp 48 triliun, juga di depan Komisi VI DPR RI.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Disebut Erick, Sejumbo Apa Utang PTPN, BUMN Karya & KAI?
