
Rupiah Menguat Sih, tapi Sulit Tembus Rp 14.000/US$!

Jakarta, CNBC Indonesia -Â Nilai tukar rupiah mampu mempertahankan penguatan melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (20/1/2021). Meski demikian rupiah kelihatanya masih kesulitan untuk bisa menembus ke bawah Rp 14.000/US$.
Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan stagnan di level Rp 14.050/US$. Setelahnya rupiah langsung menguat 0,14% ke Rp 14.030/US$. Hingga pertengahan perdagangan, rupiah tidak pernah masuk ke zona merah. Pada pukul 12:00 WIB, Mata Uang Garuda masih di level Rp 14.030/US$.
Dolar AS yang sedang lesu membuat rupiah mampu menguat. Di awal pekan lalu, indeks yang mengukur kekuatan dolar AS berakhir stagnan setelah sebelumnya menyentuh level tertinggi dalam satu bulan terakhir. Sementara kemarin indeks dolar AS turun 0,29%, dan berlanjut hari ini sebesar 0,12% ke 90,388.
Dolar AS melemah menjelang dilantiknya Joseph 'Joe' Biden menjadi Presiden AS menggantikan Donald Trump yang kalah dalam pemilihan umum November tahun lalu.
Begitu dilantik, Biden akan langsung bergabung kembali dalam perjanjian iklim Paris, dimana Trump sebelumnya keluar dari perjanjian tersebut. Biden juga akan mencabut larangan Muslim datang ke AS, kemudian mewajibkan penggunaan masker.
Pada hari Kamis, Biden akan menandatangani peraturan presiden terkait dengan pembukaan kembali sekolah dan dunia usaha. Di hari Jumat, ia kan memerintahkan Kabinetnya untuk segera bertindak memberikan bantuan ekonomi bagi keluarga yang terdampak krisis akibat Covid-19.
Selain itu, Biden juga akan menggelontorkan stimulus fiskal senilai US$ 1,9 triliun. Pada bulan Maret 2020 lalu, pemerintah AS menggelontorkan stimulus fiskal pertama akibat pandemi penyakit virus corona (Covid-19) senilai US$ 2 triliun.
Setelah stimulus tersebut dirilis, nilai tukar dolar AS terus melemah, maklum saja jumlah uang tunai yang bereda di perekonomian menjadi bertambah. Efek yang sama kemungkinan besar akan terjadi setelah stimulus fiskal dari Biden cair.
Meski demikian, rupiah sepertinya belum akan menembus Rp 14.000/US$ pada hari ini. Hal tersebut terindikasi dari pergerakannya di pasar non-deliverable forward (NDF) yang hanya menguat tipis siang ini dibandingkan dengan beberapa saat sebelum pembukaan pagi tadi, dan masih tertahan di atas Rp 14.000/US$.
Periode | Kurs Pukul 8:52 WIB | Kurs Pukul 11:54 WIB |
1 Pekan | Rp14.048,50 | Rp14.043,5 |
1 Bulan | Rp1.496,30 | Rp14.077,9 |
2 Bulan | Rp14.133,50 | Rp14.110,1 |
3 Bulan | Rp14.178,50 | Rp14.158,2 |
6 Bulan | Rp14.318,50 | Rp14.286,4 |
9 Bulan | Rp14.451,00 | Rp14.412,0 |
1 Tahun | Rp14.581,00 | Rp14.577,0 |
2 Tahun | Rp15.388,00 | Rp15.340,0 |
NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.
Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dolar AS Balas Dendam, Rupiah Dibikin KO Hari Ini
