Saham KAEF-INAF dkk Ambruk Semua, kok KLBF Masih Kokoh?

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
20 January 2021 12:38
Erick Tohir di kimia farma. (CNBC Indonesia/Monica Wareza)
Foto: Erick Tohir di kimia farma. (CNBC Indonesia/Monica Wareza)

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham-saham emiten farmasi kompak ambruk dalam 6 hari perdagangan terakhir setelah sempat melesat pada awal perdagangan tahun ini. Bahkan beberapa saham di antaranya sudah menyentuh auto reject bawah (ARB), alias penurunan maksimal 7% dalam sehari.

Begini pergerakan saham farmasi dan pendukungnya di sesi I, Rabu (20/1):

1. Kimia Farma (KAEF) - 6,92% Rp 4.570, sepekan -30%

2. Indofarna (INAF) -6,92% Rp 4.570, sepekan -30%

3. Phapros (PEHA) -6,76% Rp 1.725, sepekan -30%

4. Pyridam Farma (PYFA) -5,26% Rp 990, sepekan -28%

5. Kalbe Farma (KLBF) +0,95% Rp 1.600, sepekan +2,24%

Head of Research PT Mirae Asset Sekuritas, Hariyanto Wijaya menjelaskan, tumbangnya beberapa saham farmasi disebabkan karena euforia saham ini sudah berlangsung sejak awal tahun, sehingga suatu saat akan terkoreksi.

Dari data tersebut terungkap hanya KLBF yang mencatatkan penguatan dalam sepekan terakhir.

Menurut Hariyanto, saham KLBF relatif diuntungkan jika ingin berinvestasi jangka panjang karena secara fundamental bisnis KLBF relatif cukup baik. Sedangkan, untuk INAF dan KAEF, menurutnya, sejauh ini belum ada analis fundamental yang mengeluarkan riset tersebut.

"Kalbe aman dikoleksi jangka panjang, Kalbe diakui banyak analis fundamental. Untuk Kimia Farma, Indofarma, setahu saya tidak ada analis fundamental yang mengeluarkan research report atas KAEF atau INAF," ujarnya, dalam wawancara dengan CNBC Indonesia.

Lebih lanjut, dijelaskan Hariyanto, karena belum terlalu mendukung secara fundamental, maka fluktuasi harga saham KAEF dan INAF dapat terjadi. "Fluktuasi KAEF dan INAF sangat volatile, bagi kita jadi pengalaman kurang menyenangkan," katanya.

Sebagai informasi, dari sisi kinerja keuangan sampai dengan kuartal ketiga 2020, dari sisi perolehan laba bersih, Kalbe Farma masih relatif paling besar. Kalbe membukukan perolehan laba bersih sebesar Rp 2,03 triliun pada 9 bulan tahun ini atau per September 2020, naik 6% dari periode yang sama tahun lalu Rp 1,92 triliun.

Kimia Farma mencatatkan laba bersih sampai dengan September 2020 sebesar Rp 37,20 miliar, turun 11,07% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu laba Rp 41,83 miliar.

Sementara itu, Indofarma sampai dengan kuartal ketiga masih membukukan kerugian bersih sebesar Rp 18,88 miliar, lebih rendah dari tahun lalu Rp 34,84 miliar.

KAEF, INAF, dan PEHA adalah anak-anak usaha dari Holding BUMN Farmasi PT Bio Farma yang bertanggungjawab dalam pengadaan vaksin di Indonesia.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Isu Obat Sirup Mereda, Kalbe Farma Caplok Farmasi Perancis!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular