
Sambut Presiden Baru AS, IHSG Bisa Balik ke 6.400

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot lebih dari 1% ke 6.321,856 pada Selasa kemarin. Aksi ambil untung (profit taking) menjadi salah satu pemicu pelemahan. Hal ini terindikasi dari IHSG yang menguat 0,5% di pembukaan perdagangan, kemudian mayoritas bursa utama Asia yang menguat kemarin.
Selain itu data perdagangan mencatat investor asing melakukan aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp 258,68 miliar di pasar reguler, dan Rp 277,1 miliar ditambah dengan pasar nego dan tunai.
Artinya sentimen pelaku pasar cukup bagus, sehingga menjadi indikasi kuat penurunan IHSG akibat aksi ambil untung. Maklum saja, sebelum melemah kemarin, IHSG sudah menguat 6,87%, bahkan pada pekan lalu sempat menyentuh level 6.472,312, tertinggi sejak Juli 2019.
Pada perdagangan hari ini, Rabu (20/1/2021), IHSG berpeluang kembali menguat melihat bursa sahamAmerika Serikat (Wall Street) yang menguat Selasa waktu setempat, jelang pelantikan Joseph 'Joe' Biden menjadi Presiden AS ke-46.
Sebagai kiblat bursa saham dunia, Wall Street yang menghijau setempat tentunya mengirim hawa positif pasar Asia hari ini, dan IHSG berpeluang kembali menguat.
Biden dikabarkan akan mengambil langkah cepat dalam 10 hari pertama pemerintahannya.
Begitu dilantik, Biden akan langsung bergabung kembali dalam perjanjian iklim Paris, dimana Trump sebelumnya keluar dari perjanjian tersebut. Biden juga akan mencabut larangan Muslim datang ke AS, kemudian mewajibkan penggunaan masker.
Pada hari Kamis, Biden akan menandatangani peraturan presiden terkait dengan pembukaan kembali sekolah dan dunia usaha. Di hari Jumat, ia kan memerintahkan Kabinetnya untuk segera bertindak memberikan bantuan ekonomi bagi keluarga yang terdampak krisis akibat Covid-19.
Sementara itu mengenai stimulus US$ 1,9 triliun, calon menteri keuangan AS Janet Yellen, saat berbicara di hadapan Komite Finansial Senat mengatakan hal tersebut akan menjadi fokus pertama nanti.
"Itu (stimulus fiskal) akan menjadi fokus utama saya jika saya menjadi menteri keuangan, fokus pada kebutuhan para pekerja yang tinggal di kota dan pedesaan, dan memastikan kami akan memiliki perekonomian yang baik yang memberikan pekerjaan dan gaji yang bagus," kata Yellen sebagaimana dilansir CNBC International.
Secara teknikal, IHSG kemarin menyentuh support kuat di kisatan 6.290, dan mengakhiri perdagangan di atasnya.
Pergerakan IHSG pada Selasa dan Rabu pekan lalu membentuk pola Doji. Suatu harga dikatakan membentuk pola Doji ketika level pembukaan dan penutupan perdagangan sama atau nyaris sama persis.
Secara psikologis, pola Doji menunjukkan pelaku pasar masih ragu-ragu menentukan arah pasar apakah akan menguat atau melemah.
IHSG masih bergerak di atas rerata pergerakan 50 hari (moving average/MA 50), 100 hari (MA 100), dan 200 hari (MA 200), yang menjadi modal untuk kembali menguat dalam jangka panjang.
Indikator stochastic pada grafik harian kini sudah memasuki wilayah jenuh jenuh beli (overbought).
![]() Foto: Refinitiv |
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Sementara itu pada grafik 1 jam, stochastic justru mendekati wilayah oversold, sehingga ada peluang untuk menguat.
![]() Foto: Refinitiv |
Seperti disebutkan sebelumnya, support kuat berada di kisaran 6.290, selama bertahan di atasnya IHSG berpeluang bangkit ke 6.365. Penembusan di atas level tersebut akan membawa IHSG menguat ke 6.400.
Sementara support ditembus, IHSG berisiko melanjutkan koreksi. Support terdekat berada di kisaran 6.250, sebelum menuju 6.220 hingga 6.200.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Angkat Topi! Asing Borong Saham RI Rp 757 M, IHSG Naik 1,71%