Tolong! Daftar 26 Saham Kena ARB Kemarin, Saham Kamu Ada Gak?

tahir saleh, CNBC Indonesia
20 January 2021 06:36
Kompetisi jual beli saham Oppo Stocks in Your Hand di Bursa Efek Indonesia, Senin (18/2/2019). kompetisi jual beli saham Oppo Stocks in Your Hand (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Di luar 10 saham top losers ini, masih ada beberapa saham yang kena auto reject bawah tapi tak masuk daftar teratas lantaran nilai transaksinya masih besar.

Berikut Saham-saham dengan Koreksi Nyaris 7%

1. Energi Mega Persada (ENRG), saham - 6,54% Rp 143, transaksi Rp 58 M

2. Wijaya Karya Bangunan (WEGE), saham -6,52% Rp 258, transaksi Rp 55 M

3. Itama Ranoraya (IRRA), saham -6,81% Rp 2.600, transaksi Rp 3 M

4. Indofarma (INAF), saham -6,92% Rp 4.910, transaksi Rp 84 M

5. Kimia Farma (KAEF), saham -6,82% Rp 4.910, transaksi Rp 206 M

6. Phapros (PEHA), saham -6,80% Rp 1.850, transaksi Rp 3 M

7. Pyridam Farma (PYFA), saham -6,70% Rp 1.045, transaksi Rp 5 M

8. Timah (TINS), saham -6,88% Rp 2.030, transaksi Rp 77 M

9. Pool Advista (POLA), saham -6,67% Rp 126, transaksi Rp 47 juta

10. Alfa Energi (FIRE), saham -6,91% Rp 1.145, transaksi Rp 81 juta

11. Bank BRISyariah (BRIS), saham -6,73% Rp 3.190, transaksi Rp 88 M

12. Indomobil Sukses (IMAS), saham -6,69% Rp 1.325, transaksi Rp 35 M

13. Bank Jatim (BJTM), saham -6,67% Rp 840, transaksi Rp 31 M

14. Bank Agroniaga (AGRO), saham -6,79% Rp 1.235, transaksi Rp 26 M

15. Tempo Scan (TSPC), saham -6,97% Rp 1/535, transaksi Rp 15 M

16. Pelat Timah (NIKL), saham -6,74% Rp 1.660, transaksi Rp 5 M

Head of Research Division PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Hariyanto Wijaya, menilai penurunan atau koreksi IHSG saat ini masih wajar. "Penurunan ini masih wajar karena IHSG dalam sebulan terakhir masih naik 3,3%," katanya dalam program InvesTime, CNBC Indonesia, Selasa (19/1).

Dalam riset sebelumnya, Mirae Asset bahkan meyakini bahwa selama Januari 2021 pergerakan IHSG tetap berada pada tren positif, lantaran didukung oleh sentimen positif terkait pelaksanaan vaksinasi Covid-19 dan kenaikan harga komoditas.

Hal ini mengingat, selama kurun 8 tahun terakhir ---kecuali pada 2017 dan 2020--- IHSG selalu mengalami kenaikan rata-rata di Januari sebesar 1,5%. Namun pada Januari 2020, indeks memang terkoreksi 5,7% yang disebabkan oleh sentimen buruk terkait serangan AS terhadap jenderal tertinggi di Iran, Qasem Soleimani pada 3 Januari dan penyebaran virus korona.

Adapu menurut pengamat pasar modal dari PT MNC Asset Management, Edwin Sebayang, ARB yang terjadi bukan berarti menandakan saham itu sudah murah. ARB rerjadi karena masih berlakunya batasan maksimal penurunan 7%.

(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular