Tolong! Daftar 26 Saham Kena ARB Kemarin, Saham Kamu Ada Gak?

tahir saleh, CNBC Indonesia
20 January 2021 06:36
Diskusi jual beli saham Oppo Stocks in Your Hand di Bursa Efek Indonesia, Senin (18/2/2019). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Fenomena Auto Reject Bawah alias ARB, batasan penurunan terendah harga saham dalam sehari, mulai terjadi di pasar saham dalam negeri kendati penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dinilai masih wajar.

ARB bukanlah suspensi (penghentian sementara), tetapi batas maksimal penurunan yang ditolak oleh sistem perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI).

Bursa menetapkan aturan ARB menjadi maksimal 7% mulai 13 Maret 2020 dari sebelumnya ARB sebesar 10% yang berlaku selama masa pandemi Covid-19.

Sebelumnya diberlakukan kebijakan auto rejection simetris yakni batas atas dan batas bawah memiliki besaran yang sama di setiap fraksi harga.

Secara rinci, kelompok harga saham di rentang Rp 50-Rp 200 batas atas dan batas bawah 35%, rentang Rp 200-Rp 5.000 batas atas dan bawah 25%, dan rentang harga di atas Rp 5.000 batas atas dan batas bawah 20%.

Data perdagangan mencatat, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup ambles 1,06% di level 6.321,85 pada perdagangan Selasa kemarin (19/1/2021) kendati sempat dibuka di awal perdagangan di zona hijau.

Kekhawatiran naiknya kasus Covid global dan Indonesia memberikan sentimen negatif bagi pasar. Data BEI mencatat, ada 145 saham menguat, 362 tertekan dan 127 saham lainnya flat.

Nilai transaksi kembali turun ke angka Rp 17,51 triliun, dari hari sebelumnya mencapai Rp 23 triliun.

Berikut ada 10 saham dengan catatan koreksi maksimal 7% pada perdagangan Selasa kemarin.

10 Saham Top Losers, Selasa (19/1)

1. PP Properti (PPRO), saham -7% Rp 93, transaksi Rp 55 M

2. Bank Bukopin (BBKP), saham -6,94% Rp 670, transaksi Rp 452 M

3. Bumi Resources (BUMI), -6,92% Rp 121, transaksi Rp 356 M

4. Antam (ANTM), saham -6,87% Rp 2.710, transaksi Rp 987 M

5. BPD Banten (BEKS), saham -6,85% Rp 109, transaksi Rp 87 M

6, PP (PTPP), saham -6,81% Rp 1.985, transaksi Rp 505 M

7. Waskita Karya (WSKT), saham -6,77% Rp 1.790, transaksi Rp 1,2 T

8. Adhi Karya (ADHI), saham -6,72% Rp 1.735, transaksi Rp 248 M

9. Wijaya Karya (WIKA), saham -6,67% Rp 2.100, transaksi Rp 280 M

10. Krakatau Steel (KRAS), saham -6,58% Rp 710, transaksi Rp 182 M

NEXT: Deretan daftar saham ARB lainnya, cek gengs!

Di luar 10 saham top losers ini, masih ada beberapa saham yang kena auto reject bawah tapi tak masuk daftar teratas lantaran nilai transaksinya masih besar.

Berikut Saham-saham dengan Koreksi Nyaris 7%

1. Energi Mega Persada (ENRG), saham - 6,54% Rp 143, transaksi Rp 58 M

2. Wijaya Karya Bangunan (WEGE), saham -6,52% Rp 258, transaksi Rp 55 M

3. Itama Ranoraya (IRRA), saham -6,81% Rp 2.600, transaksi Rp 3 M

4. Indofarma (INAF), saham -6,92% Rp 4.910, transaksi Rp 84 M

5. Kimia Farma (KAEF), saham -6,82% Rp 4.910, transaksi Rp 206 M

6. Phapros (PEHA), saham -6,80% Rp 1.850, transaksi Rp 3 M

7. Pyridam Farma (PYFA), saham -6,70% Rp 1.045, transaksi Rp 5 M

8. Timah (TINS), saham -6,88% Rp 2.030, transaksi Rp 77 M

9. Pool Advista (POLA), saham -6,67% Rp 126, transaksi Rp 47 juta

10. Alfa Energi (FIRE), saham -6,91% Rp 1.145, transaksi Rp 81 juta

11. Bank BRISyariah (BRIS), saham -6,73% Rp 3.190, transaksi Rp 88 M

12. Indomobil Sukses (IMAS), saham -6,69% Rp 1.325, transaksi Rp 35 M

13. Bank Jatim (BJTM), saham -6,67% Rp 840, transaksi Rp 31 M

14. Bank Agroniaga (AGRO), saham -6,79% Rp 1.235, transaksi Rp 26 M

15. Tempo Scan (TSPC), saham -6,97% Rp 1/535, transaksi Rp 15 M

16. Pelat Timah (NIKL), saham -6,74% Rp 1.660, transaksi Rp 5 M

Head of Research Division PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Hariyanto Wijaya, menilai penurunan atau koreksi IHSG saat ini masih wajar. "Penurunan ini masih wajar karena IHSG dalam sebulan terakhir masih naik 3,3%," katanya dalam program InvesTime, CNBC Indonesia, Selasa (19/1).

Dalam riset sebelumnya, Mirae Asset bahkan meyakini bahwa selama Januari 2021 pergerakan IHSG tetap berada pada tren positif, lantaran didukung oleh sentimen positif terkait pelaksanaan vaksinasi Covid-19 dan kenaikan harga komoditas.

Hal ini mengingat, selama kurun 8 tahun terakhir ---kecuali pada 2017 dan 2020--- IHSG selalu mengalami kenaikan rata-rata di Januari sebesar 1,5%. Namun pada Januari 2020, indeks memang terkoreksi 5,7% yang disebabkan oleh sentimen buruk terkait serangan AS terhadap jenderal tertinggi di Iran, Qasem Soleimani pada 3 Januari dan penyebaran virus korona.

Adapu menurut pengamat pasar modal dari PT MNC Asset Management, Edwin Sebayang, ARB yang terjadi bukan berarti menandakan saham itu sudah murah. ARB rerjadi karena masih berlakunya batasan maksimal penurunan 7%.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular