
Investor Takut Corona Tak Terkendali Lagi, IHSG Drop 1%

Jakarta, CNBC Indonesoa -Sempat dibuka hijau, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di teritori negatif pada penutupan sesi pertama Selasa (19/1/2021), menyusul kekhawatiran seputar perkembangan pandemi dan valuasi saham.
Indeks acuan bursa nasional tersebut melemah 67,9 poin atau 1,06% ke 6.321,85. Sebanyak 145 saham menguat, 362 tertekan dan 127 lainnya flat. Transaksi bursa masih tinggi dengan 23 miliar lebih saham diperdagangkan nyaris 1,5 juta kali.
Nilai transaksi kembali turun ke angka Rp 17,50 triliun, di mana investor asing membukukan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp 258,68 miliar di pasar reguler, yang menunjukkan bahwa mayoritas dari mereka memilih beli saham di harga rendah (nyerok) ketika investor lokal panik jual.
Saham yang mereka borong antara lain PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP) dan PT Astra Internasional Tbk (ASII). Nilai transaksi beli asing keduanya masing-masing sebesar Rp 55 miliar dan Rp 51 miliar.
Sedangkan penjualan dilakukan asing di PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) yang keduanya dijual bersih asing masing-masing Rp 19 miliar dan RP 18 miliar.
Pada pagi tadi, IHSG sempat dibuka menguat 0,5% ke 6.421,86. Selang 18 menit, IHSG putar balik dan anjlok hingga 1,1% ke 6.323,49 setelah dua kabar buruk menyeruak yakni mengenai penyebaran virus Covid-19 dan kekhawatiran bahwa gelembung (bubble) sudah terbentuk.
Sejak 13 Januari lalu, China konsisten melaporkan penambahan kasus Covid-19 di atas 100 orang. Lonjakan kasus juga terjadi di Asia, Eropa, hingga Amerika Serikat. Alhasil kebijakan pengetatan pembatasan sosial dilakukan, yang bisa menghambat pemulihan ekonomi global.
Di Indonesia, ironisnya, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mulai 11 Januari hingga 25 Januari di kota besar Jawa-Bali justru tak membuahkan hasil. Selama sepekan pertama PPKM, rata-rata pasien positif corona bertambah 11.415 orang/hari.
Angka itu terhitung melonjak dibandingkan rerata sepekan sebelumnya yaitu 8.954 orang/hari. Bahkan penambahan kasus harian sempat mencetak rekor baru selama 4 hari beruntun. Saat ini rekor tertinggi penambahan kasus harian terjadi pada 16 Januari yang mencapai 14.224 orang.
Pelaku pasar juga khawatir melihat hasil survei Morgan Stanley bertajuk E-Trade Financial Survey yang menunjukkan bahwa mayoritas investor melihat pasar saham AS sudah atau mendekati gelembung (bubble).Meski demikian, pelaku pasar masih yakin berinvestasi di saham, dan memprediksi akan ada kenaikan di kuartal I-2021.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000