Dolar AS Bangkit, Sinyal Investor Ragu Ekonomi Akan Pulih?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
19 January 2021 15:25
Ilustrasi Dollar
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Akibat lonjakan kasus Covid-19 di berbagai negara. pada pekan lalu mayoritas bursa saham utama dunia rontok, begitu juga dengan emas yang merupakan aset aman, sementara dolar AS menguat.

Melansir data Refinitiv, indeks S&P 500 sepanjang pekan lalu merosot 1,48% ke 3.768,25, turun dari rekor tertinggi sepanjang masa 3.826,69, yang dicapai pada 8 Januari lalu.

Indeks Dow Jones juga menjauhi rekor yang dicapai 2 minggu lalu, setelahnya melemah 0,91% ke 30.814,26 pada pekan kedua Januari 2021.

Hal yang sama juga terjadi pada indeks saham teknologi, Nasdaq, pada pekan lalu merosot 1,54% ker 12.998,502, menjauh dari rekornya 13.208,09.

Sementara harga emas pada periode yang sama merosot 1,2%

Penurunan emas dan bursa saham tersebut terjadi saat indek dolar AS menguat sehingga muncul isu cash is the king jilid II.

Artinya pelaku pasar lebih suka memegang uang tunai ketimbang aset-aset lainnya baik itu aset aman (safe haven) seperti emas maupun aset berisiko seperti saham. Tetapi bulan sembarang uang tunai, hanya dolar AS.

"Perspektif ekonomi jangka pendek masih terlihat bermasalah, itulah sebabnya orang-orang takut dan kembali ke uang tunai. Pasar menjadi rentan," kata Peter Hug, Direktur global trading Kitco Metals.

Sepanjang pekan lalu, indeks yang mengukur kekuatan dolar AS menguat 0,75% ke 90,772, yang merupakan level tertinggi sejak 21 Desember.

Fenomena cash is the king pernah terjadi pada bulan Maret lalu saat penyakit akibat virus corona (Covid-19) dinyatakan sebagai pandemi. Saat itu terjadi kepanikan di pasar, semua aset mulai saham hingga emas mengalami aksi jual masif, dan dolar AS meroket.

HALAMAN SELANJUTNYA >>> Ekonomi AS Banjir Likuiditas, Dolar AS Tak Berkutik

(pap/pap)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular