
Awas, Masa Depan Wall Street Suram di Masa Kepemimpinan Biden

Jakarta, CNBC Indonesia - Wall Street terancam suram selama empat tahun ke depan. Ini terjadi pasca tim Presiden terpilih AS, Joe Biden, mengonfirmasi rencana menominasikan dua 'juara konsumen' untuk memimpin lembaga keuangan teratas AS.
Gary Gensler akan menjabat sebagai sebagai ketua Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (Securities and Exchange Commission/SEC). Sementara anggota Komisi Perdagangan Federal (Federal Trade Commission) Rohit Chopra akan mengepalai Biro Proteksi Keamanan Konsumen (Consumer Financial Protection Bureau/CFPB).
Pilihan ini disebut menjadi tanda bahwa akan ada sikap lebih keras di industri. Bahkan, melansir Reuters, ini lebih dari yang sebelumnya diperkirakan banyak pengamat.
Partai Republik misalnya mengkritik pilihan Biden terlalu kiri, bahkan bisa memecah belah. "Tim Biden menjadi kaki tangan bagi anggota sayap kiri," kata Patrick McHenry, pemimpin Partai Republik di panel keuangan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS, dikutip Reuters, Selasa (19/1/2021).
Hal senada juga ditulis Bloomberg. Pilihan Biden akan membuat Wall Street menuju era baru, yang lebih keras, dengan pengawasan dan aturan ketat.
Gensler dikenal sebagai mantan ketua Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas (Commodity Futures Trading Commission) yang dikenal karena perdebatannya dengan industri soal pengawasan derivatif selama pemerintahan Obama. Ia memiliki pengetahuan mendalam tentang keuangan karena pernah menjadi mitra di Goldman Sachs Group Inc.
"Itu berarti dia tidak hanya tahu bagaimana memobilisasi birokrasi agen federal, tetapi juga memahami cara-cara Wall Street yang sering kali tidak dapat ditembus. Dan, bagaimana perusahaan menggunakan kompleksitas itu untuk mengubah peraturan yang menguntungkan mereka," tulis media tersebut.
Chopra diyakini akan berusaha untuk menghidupkan kembali agen yang menurut para progresif telah 'mati suri' selama pemerintahan Trump. Ia memang selama ini dikenal dengan 'musuh Wall Street yang terkenal'.
"Jika dia berhasil mengubah biro iklan, hidup hampir pasti akan menjadi kurang menyenangkan bagi pemberi pinjaman siswa, perguruan tinggi nirlaba, pemberi pinjaman gaji dan perusahaan kartu kredit yang secara progresif mengatakan mangsa konsumen," tulis media itu lagi.
"Nominasi keduanya mengirimkan sinyal yang jelas bahwa pemotongan aturan dan penegakan yang lemah yang telah biasa dilakukan Wall Street selama empat tahun Presiden Donald Trump berakhir."
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wall Street Rapor Merah, Tergelincir dari Rekor Tertinggi