Bantu Distribusi Vaksin Corona, Saham Unilever Jadi Perhatian

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
19 January 2021 08:50
unilever
Foto: unilever.co.id

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten consumer, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) melesat 7,91% ke level Rp 7.500/saham pada perdagangan Senin (18/1/21) kemarin. Selama sepekan terakhir, saham UNVR sudah menguat 4,17%, walaupun selama 3 bulan terakhir, saham UNVR masih terkoreksi 6,25%.

Nilai transaksi saham UNVR pada perdagangan Senin kemarin mencapai Rp 298,9 miliar dengan volume yang diperdagangkan sebanyak 41,1 juta saham.

Melesatnya harga saham UNVR didorong oleh kabar dari Pemerintah yang akan menggandeng Unilever untuk pendistribusian vaksin virus corona (Covid-19). Hal itu kemungkinan juga masih akan membuat harga saham UNVR melanjutkan penguatannya hari ini.

Sebelumnya, Pemerintah akan menggandeng pihak swasta untuk kerjasama distribusi rantai dingin vaksin Covid-19. Salah satu perusahaan yang dilibatkan yakni PT Unilever Indonesia Tbk karena memiliki ekspertis rantai pasok yang sesuai dengan kebutuhan.

Seperti diketahui Unilever memiliki salah satu lini bisnis es krim sehingga berpengalaman dalam hal jaringan penyimpanan mesin pendingin hingga ke daerah.

Untuk diketahui vaksin Covid-19 buatan Sinovac harus disimpan di tempat bersuhu 2-8 derajat Celcius. Menkes menyampaikan lebih mudah bagi pemerintah untuk mengontrol 70-80 titik penyimpanan ketimbang menyiapkan sistem suhu dingin di 20 ribu Puskesmas.

Dalam laporan keuangan Unilever per 30 September 2020, laba bersih yang dapat diatribusikan ke entitas induk mengalami penurunan, yakni turun 1,3% menjadi Rp 5,44 triliun.

Namun, pendapatan bersih perseroan malah naik 0,3% menjadi Rp 32,46 triliun per 30 September 2020. Naiknya pendapatan bersih perseroan ditopang oleh aktivitas penjualan produk dalam negeri yang naik 0,8% menjadi Rp 31,03 triliun per 30 September.

Beban pokok pendapatan perseroan turun 9,2% menjadi Rp 15,59 triliun per 30 September 2020.

Dari posisi neraca, total liabilitas jangka pendek perseroan per 30 September 2020 turun 6,5% menjadi Rp 12,21 triliun. Sedangkan total liabilitas jangka panjang perseroan per 30 September 2020 juga naik 3,5% menjadi Rp 2,38 triliun.

Sedangkan total ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada kuartal III-2020 naik menjadi Rp 6,49 triliun dari periode Desember tahun 2019 sebesar Rp 5,28 triliun. Adapun total aset perseroan per 30 September 2020 naik 2,1% menjadi Rp 21,08 triliun.

Secara fundamental, saham UNVR yang ditunjukkan oleh valuasi harga dibanding nilai bukunya (price to book value/PBV) sudah mulai mahal di angka 44,11 kali, dan jauh lebih mahal dibandingkan dengan rata-rata saham konsumer lainnya yang di angka 1,55 kali dilansir dari Refinitiv.

PBV adalah rasio harga terhadap nilai buku, biasa digunakan untuk melihat seberapa besar kelipatan dari nilai pasar saham perusahaan dengan nilai bukunya. Misalkan PBV sebesar 44x, artinya harga saham sudah tumbuh sebesar 44 kali lipat dibandingkan kekayaan bersih perusahaan.

Sedangkan apabila menggunakan metode valuasi laba bersih dibandingkan dengan harga sahamnya (price to earnings ratio/PER), saham KLBF juga sudah tergolong mahal di angka 39,02 kali dan lebih mahal dibandingkan dengan rata-rata saham farmasi lainnya yang di angka 14,69 kali. PER adalah perbandingan antara harga saham dengan laba bersih perusahaan.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular