Ekspor Singapura Melonjak, Dolarnya Melesat Usai Ambruk 1,3%

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
18 January 2021 13:30
Ilustrasi dolar Singapura (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi dolar Singapura (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura menguat melawan rupiah pada perdagangan Senin (18/1/2020) setelah ambrol 1,3% dalam 3 hari perdagangan sebelumnya. Ekspor Australia uang melonjak membuat mata uangnya perkasa hari ini.

Pada pukul 12:28 WIB, SG$ 1 setara Rp 10.562,64, dolar Singapura menguat 0,29% di pasar spot, melansir data Refinitiv.

Data dari pemerintah Singapura menunjukkan ekspor non-minyak di bulan Desember melesat 6,8% year-on-year (YoY), jauh lebih tinggi dari ekspektasi ekonom yang hanya memprediksi pertumbuhan 0,3% YoY, menurut CNBC International.

Kenaikan tersebut ditopang oleh ekspor elektronik, mesin, dan emas non-moneter.

Sebelumnya hari ini, dolar Singapura merosot tajam melawan rupiah pada Rabu dan Jumat pekan lalu. Sebabnya, rupiah mendapat tenaga dari vaksinasi massal di Indonesia sudah resmi dimulai Rabu (13/1/2021). Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi Warga Negara Indonesia pertama yang mendapat suntikan vaksin CoronaVac buatan perusahaan farmasi asal China, Sinovac.

Meski prosesnya akan memakan waktu yang cukup panjang untuk agar vaksinasi di seluruh Indonesia selesai, tetapi harapan akan hidup berangsur-angsur normal kembali, dan perekonomian bisa bangkit kembali.

Vaksinasi dikatakan menjadi salah satu kunci penguatan mata uang emerging market (EM) di tahun 2021.

Reuters melakukan survei terhadap 50 ahli strategi mata uang pada periode 4 - 7 Januari, hasilnya mata uang negara berkembang yang beberapa bulan terakhir menguat diramal akan melanjutkan penguatan di 2021.

Sebanyak 38 orang ahli strategi yang disurvei mengatakan yield yang tinggi, serta program vaksinasi yang sukses akan menjadi pemicu utama penguatan mata uang EM. Sementara 10 orang, melihat pemulihan ekonomi domestik sebagai pendorong utama.

Selain itu, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, neraca dagang di Desember 2020 mengalami surplus sebesar US$ 2,1 miliar. Dengan demikian, neraca dagang Indonesia sudah mencetak surplus dalam 8 bulan beruntun.

BPS melaporkan nilai ekspor tercatat US$ 16,54 miliar, tumbuh 14,63% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (YoY).

Sementara untuk impor, pada Desember 2020 sebesar US$ 14,44 miliar atau turun tipis 0,47%.

Dengan surplus neraca dagang yang diumumkan BPS, maka transaksi berjalan (current account) Indonesia kemungkinan besar akan surplus juga di kuartal IV-2020.
Sepanjang kuartal III-2020 surplus neraca dagang tercatat sebesar US$ 7,98 miliar, saat itu transaksi berjalan mampu surplus US$ 956,16 juta atau 0,4% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Surplus transaksi berjalan tersebut merupakan yang pertama kali sejak tahun 2011 lalu. Artinya sebelumnya selalu mencatat defisit.

Sementara dengan rilis BPS hari ini, surplus neraca dagang di kuartal IV-2020 mencapai US$ 8,38 miliar, lebih tinggi dari kuartal sebelumnya. Sehingga transaksi berjalan berpeluang besar masih surplus di 3 bulan terakhir 2020, hal tersebut akan menjadi penopang penguatan rupiah.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gegara Ini Rupiah Sulit Tumbangkan Dolar Singapura

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular