
Ekonomi China "Boom", Rupiah Bisa ke Rp 13.900/US$ Pekan Ini?

Secara teknikal, rupiah berhasil kembali ke bawah rerata pergerakan (moving average/MA) 50 hari atau MA 50 (garis hijau). Sehingga ruang penguatan terbuka cukup besar.
Pada November 2020 lalu terjadi death cross alias perpotongan MA 50 hari, MA 100 hari (MA 100), dan 200 hari (MA 200). Death cross terjadi dimana MA 50 memotong dari atas ke bawah MA 100 dan 200.
Death cross menjadi sinyal suatu aset akan berlanjut turun. Dalam hal ini USD/IDR, artinya rupiah berpotensi menguat lebih jauh.
Artinya jika hari ini rupiah kembali ke bawah MA 50, pola death cross akan berlanjut yang bisa membawa Mata Uang Garuda kembali perkasa.
![]() Foto: Refinitiv |
Sementara itu, indikator stochastic pada grafik harian mulai keluar dari wilayah jenuh jual (oversold), sehingga tekanan terhadap rupiah sedikit berkurang.
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Support terdekat berada di level psikologis Rp 14.000/US$, jika ditembus rupiah berpeluang menguat ke level Rp 13.940 hingga Rp 13.900/US$ di pekan ini. Peluang penguatan lebih jauh akan terbuka cukup lebar jika rupiah mampu mengakhiri perdagangan di bawah level Rp 13.900/US$.
Sementara jika kembali ke atas Rp 14.100 rupiah berisiko melemah ke Rp 14.135/US$ hingga Rp 14.170/US$ di pekan ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)[Gambas:Video CNBC]
