
Spekulasi Stimulus Kembali Menguat, Dow Futures Naik Tipis

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) menguat tipis pada perdagangan Kamis (14/1/2021), setelah pelaku pasar kembali berspekulasi akan ada paket stimulus di tengah tekanan kenaikan suku bunga dan perkembangan positif vaksin.
Kontrak futures indeks Dow Jones Industrial Average bertambah 70 poin atau 0,2%, mengindikasikan bahwa indeks berisi 30 saham unggulan di AS itu bakal naik tipis di pembukaan. Kontrak serupa indeks S&P 500 menguat, tapi kontrak Nasdaq justru turun 0,3%.
Presiden terpilih AS Joe Biden akan mengumumkan detil rencana stimulus, termasuk di dalamnya bantuan langsung tunai (BLT) US$ 600, perpanjangan tunjangan pengangguran, dan bantuan untuk negara bagian. Total nilainya, menurut laporan CNN, bisa mencapai US$ 2 triliun.
"Bursa saham memperpanjang reli mereka berkat berlanjutnya stabilitas di 'tiga pilar' (stimulus, vaksin, dan kinerja korporasi)... Angka US$ 2 triliun sejalan dengan ekspektasi," tutur Adam Crisafulli, dari Vital Knowledge dalam laporan riset yang dikutip CNBC International.
Data uji-coba yang dipublikasikan pada Rabu menunjukkan bahwa vaksin besutan Johnson & Johnson sebagai aman dan efektif untuk orang tua maupun muda.
Pada Rabu, indeks S&P 500 dan Nasdaq menguat masing-masing sebesar 0,2% dan 0,4%. Indeks Dow Jones ditutup flat. Reli itu terbentuk setelah saham Intel lompat nyaris 7% dn memimpin indeks saham sektor teknologi.
Reli yang terbatas itu terjadi di tengah kesepakatan House of Representative (DPR) untuk memakzulkan Donald Trump dari kursi kepresidenan karena menyulut penyerbuan gedung Capitol.
Mantan taipan properti itu menjadi orang pertama dalam sejarah AS yang dimakzulkan dua kali. Namun, kabar itu tak membuat pelaku pasar cemas, terlihat dari kontrak berjangka (futures) indeks saham AS yang masih menguat tipis.
Pelaku pasar juga terus memantau kebijakan suku bunga acuan, setelah catatan resmi bank sentral AS mengindikasikan bahwa Fed Funds Rate akan tetap longgar ke depan. Imbal hasil (yield) surat berharga negara (SBN) AS tenor 10 tahun yang menjadi acuan pasar pun melemah menjadi 1,09% setelah sempat meroket hingga 1,18%.
Sebelumnya, pelaku pasar memperkirakan suku bunga acuan akan meningkat seiring dengan mengucurnya stimulus fiskal setelah Partai Demokrat mengamankan posisi di DPR dan Senat. Inflasi pun diekspektasikan terus meningkat.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dow Futures Naik Tipis, Bursa AS Berpeluang Dibuka Menyamping