
Tunggu Duit Triliunan Dolar AS dari Biden, Rupiah Mundur Dulu

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) hingga pertengahan perdagangan Kamis (14/1/2021), setelah menguat cukup tajam kemarin. Indeks dolar AS yang kembali menguat memberikan tekanan bagi rupiah.
Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan stagnan di Rp 14.055/US$. Setelahnya sempat menguat tipis ke Rp 14.050/US$ sebelum melemah 0,18% ke Rp 14.080/US$.
Posisi rupiah sedikit membaik, pada pukul 12:00 WIB berada di Rp 14.070/US$, melemah 0,11% di pasar spot.
Indeks dolar AS kemarin berbalik menguat 0,29% setelah hari sebelunnya melemah 0,41% sekaligus mengakhiri penguatan 4 hari beruntun. Pagi ini, indeks dolar AS sempat turun 0,13%, tetapi berbalik naik 0,14%.
Pergerakan tersebut mengindikasikan pelaku pasar masih menimbang-nimbang kemana dolar AS akan melangkah di tahun ini.
Sebab, ada "bisik-bisik" di pasar jika bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan memangkas nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE) di akhir tahun ini, yang berpeluang membuat dolar AS perkasa. Di sisi lain, semakin banyak analis mata uang yang memprediksi dolar AS masih akan melemah hingga 2 tahun ke depan.
Selain itu, pelaku pasar juga menanti Presiden AS terpilih Joseph 'Joe' Biden yang dikabarkan akan mengumumkan rencana paket stimulus fiskal yang akan digelontorkan pada Kamis waktu setempat.
Nilai stimulus tersebut dikatakan mencapai US$ 2 triliun.
Stimulus tersebut dikatakan akan mendongkrak sentimen pelaku pasar, sehingga investasi akan menuju aset-aset berisiko dengan imbal hasil tinggi, dan dolar AS yang merupakan aset safe haven akan tertekan.
"Saya pikir posisi aset berisiko akan menjadi perhatian, jadi aka nada tekanan bagi dolar AS dalam jangka pendek. Saya melihat dolar AS akan melemah secara bertahap di 2021," kata Shusuke Yamada, kepala strategi mata uang Bank of Amerika di Tokyo, sebagaimana dilansir CNBC International, Kamis (14/1/2021).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Kurangi Ketergantungan Dolar AS