Dow Futures Melemah Tipis Digelayuti Risiko Politik

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
13 January 2021 19:52
FILE PHOTO: A screen displays the share price for pharmaceutical maker AbbVie on the floor of the New York Stock Exchange July 18, 2014. REUTERS/Brendan McDermid
Foto: REUTERS/Brendan McDermid

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (13/1/2021) melemah, di tengah risiko politik yang masih membayang dan penyebaran virus Covid-19.

Kontrak futures indeks Dow Jones Industrial Average melemah 12 poin. Kontrak serupa indeks S&P 500 turun 0,1% sedangkan kontrak futures Nasdaq cenderung flat. Sejak menguat di pekan pertama 2021, Wall Street cenderung terus terkoreksi.

Kemarin, indeks Dow Jones Industrial Average naik 60 points, atau 0,2%, menjadi 31.068,69. Nasdaq menguat 0,3% dan S&P 500 tumbuh tipis ke 3.801,19. Di sisi lain, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun berada di level 1,18%, atau tertinggi sejak Maret.

Ekspektasi tambahan stimulus fiskal, yang kemungkinan diumumkan besok, memacu kenaikan yield. Malam ini, investor akan memantau indeks harga konsumen Desember yang dirilis berbarengan dengan pembukaan pasar untuk melihat peluang pertumbuhan inflasi.

"Bahkan angka minimal paket fiskal sebesar US$ 500 miliar terdiri atas tambahan stimulus gaji, perpanjangan tunjangan bagi penganggur, dan pembiayaan layanan kesehatan serta vaksin akan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi pada 2021," tutur Jason Draho, Kepala Alokasi Aset UBS Global Wealth Management, sebagaimana dikutip CNBC International.

Credit Suisse merekomendasikan investor untuk memborong saham siklikal, termasuk keuangan dan energi. Kenaikan suku bunga acuan moneter di AS bisa mengganggu reli harga saham terutama saham teknologi seperti Facebook dan Apple tertekan.

Pada perkembangan lain, suhu politik di Washington memanas setelah Wakil Presiden Mike Pence menegaskan tak akan mendongkel Donald Trump dari kursi kepresidenan. DPR saat ini memproses resolusi mendesak Pence dan Kabinet yang ada untuk menendang Trump. 

Mereka berencana memakzulkan Trump karena telah menyulut aksi penyerbuan gedung Capitol yang menelan korban jiwa sebanyak empat orang.

Di sisi lain, kasus Covid-19 terus meningkat. Kasus Covid-19 terus naik di AS dengan tambahan 248.650 kasus baru Covid-19 yang memakan 3.223 jiwa setiap harinya dalam sepekan terakhir, sebagaimana dilaporkan CNBC International.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dow Futures Naik Tipis, Bursa AS Berpeluang Dibuka Menyamping

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular