Deal! KAEF-Pertamina Bangun Pabrik Paracetamol Rp 700 M

Monica Wareza, CNBC Indonesia
12 January 2021 16:25
Uji Lab Kandidat Obat Herbal untuk Covid-19 (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Uji Lab Kandidat Obat Herbal untuk Covid-19 (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rencana kerja sama pembangunan pabrik Paracetamol antara PT Kimia Farma Tbk (KAEF) dan PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) memiliki nilai investasi mencapai US$ 40 juta-US$ 50 juta (Rp 560 miliar-Rp 700 miliar, asumsi kurs Rp 14.000/US$)

Sekretaris Perusahaan KPI Ifki Sukarya mengatakan pembagian porsi investasi ini akan bergantung pada skema bisnis yang akan dijalankan kedua perusahaan nantinya.

"Untuk estimasi total biaya investasi dari KPI dan KAEF sebesar 40-50 juta USD. Untuk pembagian porsinya akan ditentukan berdasarkan skema bisnis yang dijalankan," kata Ifki kepada CNBC Indonesia pekan lalu.

Lebih lanjut pihak Kimia Farma, Ganti Winarno, Sekretaris Perusahaan menyebut dana investasi untuk pabrik ini nantinya akan bersumber dari penyertaan modal negara (PMN) dan pinjaman dari perbankan.

Seperti diketahui, sektor kesehatan telah mendapatkan alokasi PMN senilai Rp 2 triliun dari pemerintah, dimana Rp 1 triliun akan diberikan kepada sektor farmasi.

"PMN dari pemerintah, 2020 ini sudah rencana pemerintah PMN Rp 2 triliun, dibagi Rp 500 miliar Bio Farma, Rp 250 miliar Kimia Farma dan Rp 100-an miliar Indofarma. Rp 1 triliun ke RS BUMN yang sudah ada holdingnya" kata Honesti Basyir, Direktur Utama holding farmasi BUMN, dalam wawancara dengan CNBC Indonesia TV, Rabu (30/12/2020).

Seperti diberitakan akhir tahun lalu Kimia Farma dan KPI yang merupakan anak usaha PT Pertamina (Persero) menandatangani Head Of Agreement (HoA) untuk membangun Pabrik Farmasi Paracetamol dengan kapasitas 3800 ton per annum (TPA) dari turunan produk Petrokimia yaitu Benzene.

Kerja sama ini secara detail berkaitan dengan kerja sama bisnis berdasarkan hasil Joint Study yakni penyediaan bahan baku benzene, rencana offtake, skema transaksi dan kajian komersial.

Selain itu, juga berkaitan dengan strategi pengembangan proyek. Tujuannya mendukung kemandirian farmasi di dalam negeri di mana sekitar 95% kebutuhan Bahan Baku Obat (BBO) saat ini masih impor.

Nantinya KPI dan KAEF berinisiasi untuk dapat bekerjasama mengolah lebih lanjut salah satu produk petrokimia yaitu Benzene dan Propylene yang berasal dari Kilang Refinery Unit (RU) IV Cilacap.

Produk itu nantinya dapat dikembangkan dan diproduksi menjadi Para Amino Fenol (PAF) yang akan menjadi bahan baku farmasi salah satunya Paracetamol.


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Setop Impor! Erick Thohir: RI akan Bangun Pabrik Paracetamol

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular