
Sempat 6.400, IHSG Melesat! 5 Saham Ini Jadi Top Gainers

Jakarta, CNBC Indonesia- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Selasa (12/1/21), sesi I, ditutup hijau terbatas 0,21% ke level 6.396,04.
Sejatinya IHSG sempat melesat pada awal perdagangan menembus level 6.400 di level tertingginya 6.435 atau apresiasi 0,8% sebelum akhirnya kenaikan terpangkas dan sempat terperosok ke zona merah.
Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi beli bersih sebanyak Rp 325 miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 15,37 triliun. Sebanyak 169 saham terapresiasi, 293 saham koreksi, sisanya 153 stagnan.
Tercatat asing melakukan jual bersih di saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) sebesar Rp 18 miliar dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) senilai Rp14 miliar.
Asing juga melakukan beli bersih (net buy) di saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Rp 76miliar dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Rp372 miliar.
Saham-saham top gainers sesi I yakni:
1. BPD Banten (BEKS) +23,40% Rp 116/saham
2. Bank BRISyariah (BRIS), +20.39% Rp 3.660/saham
3. Bank Bukopin (BBKP), +15,57% Rp 705/saham
4. Krakatau Steel (KRAS), +11,86% Rp 660/saham
5. Bank Agroniaga (AGRO), +11,41% Rp 1.465/saham.
Beralih ke bursa saham New York, setelah reli kencang dan berhasil mencatatkan kenaikan 16,3% tahun lalu, Wall Street akhirnya menunjukkan tanda-tanda koreksi (pull back).
Pada penutupan perdagangan pagi tadi, tiga indeks saham acuan utama AS kompakfinishdi zona merah.
Indeks S&P 500 drop 0,66%. Dow Jones Industrial Average (DJIA) yang berisi 30 saham pilihan dan merupakan saham-saham dari emiten yang menjadiindustry leaderterkoreksi 0,29%.
Sementara itu Nasdaq Composite yang berisikan saham-saham teknologi AS memimpin pelemahan dengan penurunan sebesar 1,25%.
Pelaku pasar saat ini sudah mewaspadai valuasi aset-aset ekuitas yang diperdagangkan secara publik. Valuasi yang sudah dinilai kemahalan membuat pasar membutuhkan koreksi yang sehat.
Sebagai informasi, menggunakan metrik valuasi yang dikembangkan oleh peraih nobel ekonomi Robert J Shillerpada 2013 yang dikenal dengan Cyclically Adjusted Price to Earning(CAPE) ratio,rasio harga terhadap earning S&P 500 saat ini sudah mencapai 34,7x.
Saat ini S&P 500 ditransaksikan dengan valuasi tertingginya dalam kurun waktu hampir 20 tahun terakhir setelahdot.com bubble crashtahun 2000. Bahkan S&P 500 sudah di atas rata-rata CAPEratio-nya yang berada di angka 16,78x.
Kembali ke dalam negeri, sentimen yang akan menjadi penggerak utama pasar keuangan domestik hari ini adalah vaksin Covid-19. Setelah Majelis Ulama Indonesia (MUI) memutuskan untuk melabeli vaksin buatan Sinovac itu suci dan halal kini giliran Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang angkat suara.
Berdasarkan analisa yang dilakukan terhadap hasil uji klinis tahap III vaksin Sinovac di RI, diperoleh tingkat keampuhannya (efficacy) sebesar 65,3%. Memang lebih rendah dibanding hasil yang diperoleh di Turki dan Brasil yang masing-masing mencapai 91,25% dan 78%.
Namun efficacy tersebut masih lebih tinggi dari ambang batas yang ditetapkan WHO di angka 50%. Menurut keterangan BPOM vaksin Covid-19 yang diberinama CoronaVac tersebut juga aman dan hanya memberikan gejala ringan seperti demam.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, BPOM akhirnya merestui penggunaan vaksin CoronaVac untuk keadaan darurat (emergency use authorization/EUA). Setelah BPOM memberikan lampu hijau, Presiden Joko Widod (Jokowi) akan menjadi orang pertama di RI yang disuntik vaksin.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500