Asing Borong Saham Rp 1,3 T, IHSG Terbang & di Atas 6.300

Putra, CNBC Indonesia
11 January 2021 11:51
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Senin (11/1/21) ditutup di sesi pertama menghijau 1,29% ke level 6.338,84. IHSG sukses 'pulih' dari Corona setelah menembus level 6.299 yakni level pembukaan awal tahun lalu.

Respons positif investor terhadap vaksinasi yang akan dilakukan pekan ini lebih kuat daripada sentimen akan diberlakukanya kembali PPKM di wilayah Jawa dan Bali. Selain itu rilis positif data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) oleh BI juga menjadi bahan bakar tersendiri bagi IHSG.

Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi belibersih sebanyak Rp 1,34 triliun di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 13,11 triliun.

Tercatat asing melakukan beli bersih di saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar Rp 371 miliar dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) senilai Rp 325 miliar.

Sedangkan jual bersih dilakukan asing di saham PT United Tractors Tbk (UNTR) sebanyak Rp 19 miliar dan PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) sebesar Rp 2 miliar.

Sentimen kuat yang akan menjadi penggerak pasar hari ini berasal dari dalam negeri. Melihat kasus pertambahan Covid-19 yang sudah tembus 9.000-10.000 per hari, akhirnya pemerintah memutuskan untuk menarik rem darurat.

Kali ini namanya bukan lagi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), melainkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang akan diterapkan pada 11-25 Januari 2021.

PPKM berlaku di sejumlah daerah di Jawa dan Bali. Memang wilayah yang terdampak kebijakan ini tidak merata dan hanya di daerah-daerah yang rawan Covid-19 saja. Namun seluruh aktivitas kembali dibatasi.

Karyawan diminta untuk kembali bekerja dari rumah (work from home) hingga sebanyak 25%. Kegiatan belajar mengajar (KMB) dilakukan secara daring. Tempat hiburan yang dikelola pemerintah dilarang beroperasi.

Tak sampai di situ saja, pemerintah juga memangkas jam operasional pusat perbelanjaan hingga pukul 19.00 WIB saja. Lebih lanjut restoran dan tempat nongkrong masih diperbolehkan buka dengan syarat kapasitas maksimal hanya 25% saja. Sementara rumah ibadahhanya boleh menerima jamaah 50% dari kapasitas.

Namun dibalik sentimen negatif tersebut, terselip kabar positif. Pekan ini juga program vaksinasi Covid-19 di Indonesia akan dilakukan.Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah memberi label halal dan suci untuk vaksin Covid-19 buatan Sinovac tersebut.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) masih melakukan uji untuk menerbitkan izin penggunaan darurat (Emergency Use Authorization/EUA). Setelah BPOM memebrikan lampu hijau maka orang pertama yang akan disuntik vaksin Covid-19 adalah Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan vaksinasi Covid-19 akan dimulai pada Rabu pekan depan (31/1/2021). Presiden Joko Widodo dan jajaran menteri kabinet Indonesia Maju akan jadi penerima vaksin pertama.

Mulainya program vaksinasi di Indonesia diharapkan mampu menjadi momentum pemulihan untuk perekonomian Indonesia. Kabar gembira ini berpeluang direspons positif oleh pelaku pasar sehingga ada kemungkinan IHSG lanjut reli dan tak menutup kemungkinan bisa tembus 6.300 dan rupiah berpeluang melanjutkan tren penguatan.

Sentimen positif lain datang dari Indeks Keyakinan konsumen Indonesia yang meningkat pada Desember 2020 dibandingkan bulan sebelumnya meskipun peningkatan tersebut belum membawa keyakinan konsumen ke zona optimistis.

Pada Senin (11/1/2021), Bank Indonesia (BI) melaporkan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) periode Desember 2020 sebesar 96,5. Naik dibandingkan bulan bulan sebelumnya yang sebesar 92.

IKK menggunakan angka 100 sebagai titik mula. Kalau masih di bawah 100, maka artinya konsumen belum sepenuhnya percaya diri mengarungi perekonomian saat ini dan beberapa bulan ke depan.

"Keyakinan konsumen yang membaik pada Desember 2020 didorong oleh menguatnya persepsi terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi ke depan. Persepsi terhadap kondisi ekonomi saat ini membaik didukung oleh aspek ketersediaan lapangan kerja, penghasilan, dan ketepatan waktu pembelian barang tahan lama. Sementara itu, ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi ke depan meningkat, utamanya terhadap ketersediaan lapangan kerja," sebut keterangan tertulis BI

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular