
Menanjak Tinggi, Ada Tanda Sesi II IHSG Mau Rehat Dulu

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada penutupan sesi pertama perdagangan Kamis (7/1/2021), menyusul pudarnya kepanikan akan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Indeks acuan bursa nasional tersebut bertambah 73,5 poin atau 1,2% ke 6.134,021. Sebanyak 269 saham menguat, 164 tertekan dan 173 lainnya flat.
Transaksi bursa meningkat dengan volume saham yang diperdagangkan sebanyak 13 miliar lebih, lewat lebih dari 814.000 kali transaksi.
Nilai transaksi bursa mencapai Rp 11,1 triliun, di mana investor asing membukukan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp 414,35 miliar di pasar reguler, yang menunjukkan dominannya aksi borong saham mereka.
Pada pagi tadi, IHSG dibuka menguat sebesar 0,43% ke 6.091,71. Penguatan terjadi di tengah antisipasi rilis data cadangan devisa (cadev) Indonesia per 31 Desember 2020 yang menurut proyeksi Bank Indonesia bakal menguat di atas US$ 135 miliar.
Meski demikian, konsensus Reuters memperkirakan cadev Indonesia akan kembali menurun menjadi US$ 133,6 miliar. Jika proyeksi Reuters ini terwujud, maka aksi jual berpeluang menimpa saham manufaktur dan farmasi yang bakal dirugikan ketika rupiah tertekan oleh kabar buruk tersebut.
Sentimen negatif yang menerpa bursa pada Rabu, yakni PSBB, telah pudar karena pemodal tidak melihat ada perbedaan antara PSBB sebelumnya, meski skalanya diperluas. Aktivitas perekonomian diekspektasikan berjalan relatif aman.
Analisis Teknikal
![]() Teknikal IHSG |
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area batas atas maka pergerakan IHSG selanjutnya berpotensi menyamping.
Untuk mengubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 6.179. Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 6.087.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 61 yang menunjukkan RSI belum berada di zona jenuh beli maupun jenuh jual sehingga ini biasanya menandakan pergerakan IHSG selanjutnya cenderung sideways.
Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB yang berada di area batas atas, maka pergerakan selanjutnya cenderung sideways atau menyamping. Hal ini juga terkonfirmasi dengan indikator RSI yang belum jenuh jual ataupun jenuh jual.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000