
Wall Street Terindikasi Dibuka Variatif Jelang Pemilu Georgia

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) bergerak variatif pada perdagangan Rabu (6/1/2021), menyusul aksi tunggu dan cermati (wait and see) pemodal terhadap hasil pemilihan senator di negara bagian Georgia.
Kontrak futures indeks Dow Jones Industrial Average menguat 90 poin, tetapi kontrak serupa indeks S&P 500 dan Nasdaq melemah masing-masing sebesar 1,4% dan 0,1%. Kontrak futures indeks saham berkapitalisasi pasar kecil, yakni indeks Russell 2000, melompat lebih dari 2%.
Di sisi lain, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun naik melewati level psikologis 1% atau pertama sejak Maret Saham JPMorgan Chase dan Bank of America kompak menguat lebih dari 3% di sesi pra-pembukaan.
Perhatian investor tak terlepas dari proses politik di Georgia AS di mana kandidat senator dari Partai Republik yakni Kelly Loeffler dan David Perdue bersaing melawan kandidat dari Partai Demokrat Raphael Warnock dan Jon Ossoff, memperebutkan kursi Senat.
Jika Partai Demokrat menang, maka kepenguasaan kursi Senat akan imbang 50-50, dan Wakil Presiden terpilih Kamala Harris menjadi kunci bagi Partai Demokrat untuk memenangi Senat. NBC News memperkirakan Warnock melibas Loeffler, sedangkan Perdue dan Ossoff masih bersaing ketat.
Pelaku pasar sempat khawatir kemenangan Partai Demokrat di Senat bakal berujung pada kenaikan pajak korporasi dan regulasi yang lebih ketat mengatur perusahaan. Namun di sisi lain, kondisi tersebut bakal berujung pada gelontoran stimulus fiskal lebih besar.
Saham-saham teknologi berpotensi ditimpa aksi jual jika Partai Demokrat menguasai Senat karena investor beralih dari saham berorientasi pertumbuhan ke saham yang diuntungkan oleh stimulus. Kenaikan pajak juga bakal menekan harga saham emiten teknologi, sehingga saham Apple dan Facebook kompak melemah 2% di sesi pra-pembukaan.
"Konsensus pasar cenderung meyakini bahwa jika Demokrat memenangkan kedua kursi yang ada, efeknya ke pasar saham bakal negatif karena meningkatnya risiko kenaikan pajak," tutur Tom Lee, Kepala Riset Fundstrat Global Advisors, dalam laporan riset yang dikutip CNBC International.
Di tengah situasi demikian, beberapa saham justru menguat dipacu ekspektasi akan ada stimulus lain untuk mengatasi perlambatan ekonomi akibat Covid-19. Saham United Airlines melambung 1,5% dan Carnival Corp menguat lebih dari 2%.
Kemarin, indeks S&P 500 menguat 0,7%, Dow Jones meningkat 0,6% atau 167 poin, sedangkan Nasdaq tumbuh 1. Kenaikan tersebut terjadi setelah pemodal berspekulasi bahwa ekonomi global tengah pulih, sehingga mendongkrak harga minyak mentah dan komoditas energi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dow Futures Naik Tipis, Bursa AS Berpeluang Dibuka Menyamping