
Bursa Eropa Berayun Menguat di Sesi Awal

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Eropa dibuka berayun ke jalur hijau pada sesi awal perdagangan Selasa (5/1/2021), menyusul maraknya karantina wilayah (lockdown) parsial di tengah berlarutnya pandemi.
Indeks Stoxx 600, yang berisi 600 saham unggulan di Eropa surut 0,2% di awal perdagangan. Semua saham sektoral berada di jalur negatif, kecuali indeks saham sektor minyak dan gas yang menguat 0,4%. Indeks saham sektor utilitas memimpin koreksi dengan koreksi sebesar 0,7%.
Setengah jam kemudian koreksi indeks Stoxx berbalik menjadi plus 0,45 poin (+0,11%) ke 402,14. Indeks DAX Jerman tumbuh 19,5 poin (+0,14%) ke 13.746,25 dan CAC Prancis bertambah 6,3 poin (+0,11%) ke 5.595,27. Di sisi lain, indeks FTSE Inggris naik 27,9 poin (+0,42%) ke 6.599,77.
Indeks utama di bursa Asia bergerak flat dan kontrak berjangka (futures) bergerak flat pada Kamis pagi. Inggris menjadi anggota de-facto pasar tunggal dan cukai bersama sebelum Brexit efektif diimplementasikan tahun depan yang tinggal sehari lagi.
Sentimen investor Eropa masih terpukul oleh keprihatinan mengenai penyebaran virus Corona yang begitu cepat sehingga memicu karantina wilayah (lockdown) parsial seperti yang berlaku di Inggris, sementara peredaran vaksin masih demikian lambat.
Negeri Robin Hood tersebut akan memberlakukan lockdown terbesar dalam skala nasional sejak Maret tahun lalu, dengan penutupan sekolah publik hingga pertengahan Februari nanti. Perdana Menteri Boris Johnson mengingatkan bahwa beberapa pekan ke depan akan jadi "yang terkeras."
Jerman juga akan memberlakukan perpanjangan lockdown Selasa ini dengan membatasi aktivitas publik dan penutupan sekolah, gerai ritel, dan restoran. Kebijakan tersebut akan dijalankan hingga akhir Januari.
Di Asia, saham raksasa telekomunikasi China melonjak pada Selasa di bursa New York setelah otoritas bursa mengumumkan pencabutan kebijakan delisting tiga perusahaan asal Negeri Panda tersebut. Meski demikian, mayoritas bursa Asia merah.
Di sisi lain, kontrak berjangka (futures) masih stabil setelah koreksi awal perdagangan 2021. Investor menanti hasil pemilihan di Georgia, yang akan menentukan apakah kubu Republik bisa mempertahankan posisinya mengontrol Senat AS.
Naiknya kasus Covid-19 di seluruh dunia dan kebijakan pembatasan sosial yang baru juga membuat investor terus berjaga-jaga. Mereka akan memantau rilis data pengangguran Jerman per Desember dan data Nielsen mengenai pangsa pasar supermarket Inggris.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Nah Lho! Mayoritas Bursa Global Cerah, Cuma IHSG Anjlok Parah