Kemarin Juara Asia, Hari Ini Rupiah di Zona Degradasi

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
05 January 2021 12:20
Dollar AS - Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Dolar AS mulai bangkit dari keterpurukan. Pada pukul 11:32 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat 0,12%.

Maklum, dolar AS memang sudah lama teraniaya. Bahkan Dollar Index sempat menyentuh posisi terlemah sejak 2018.

"Dolar AS menguat dan terangkat dari posisi terlemah dalam dua tahun terakhir. Ini adalah hal yang wajar," ujar Margaret Yang, Strategist di DailyFX, seperti dikutip dari Reuters.

Selain itu, memang ada pembenaran bagi investor untuk bermain aman sehingga memburu dolar AS. Pembenaran itu adalah pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) yang kian mengkhawatirkan. Di Inggris, pemerintahan Perdana Menteri Boris Johnson memutuskan penerapan karantina wilayah (lockdown) berskala nasional mulai Senin pekan ini.

"Saat saya berbicara dengan Anda semua malam ini, rumah sakit kita dalam tekanan besar, lebih berat dibandingkan masa awal pandemi. Dengan sebagian besar wilayah sudah menerapkan pembatasan ketat, sudah jelas bahwa kita harus mengambil langkah bersama untuk mengatasi virus corona varian baru ini.

"Oleh karena itu, kita harus memasuki lockdown skala nasional yang diharapkan mampu mengatasi penyebaran virus varian baru. Pemerintah meminta Anda semua untuk tetap di rumah," kata Johnson dalam pidato yang disiarkan televisi nasional, sebagaimana diwartakan Reuters.

Kebijakan ini membuat aktivitas non-esensial ditutup sementara. Murid-murid sekolah dasar dan menengah harus kembali belajar di rumah, ujian akhir sepertinya tidak bisa digelar pada tengah tahun.

Varian baru virus corona yang merebak di Inggris membuat jumlah kasus membumbung tinggi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan, jumlah pasien positif corona di Negeri John Bull per 4 Januari 2021 adalah 2.654.783 orang. Bertambah 54.990 (2,12%) dibandingkan sehari sebelumnya.

Dalam 14 hari terakhir (22 Desember 2020-4 Januari 2021), rata-rata pasien positif bertambah 43.902 orang per hari. Melonjak hampir dua kali lipat dibandingkan 14 hari sebelumnya yaitu 22.626 orang setiap harinya.

Virus corona varian baru itu disebut-sebut 70% lebih menular dibandingkan sebelumnya sehingga kasus di Inggris 'meledak'. Sayangnya, virus ini sudah ditemukan di negara-negara lain. Bukan tidak mungkin kejadian serupa seperti di Inggris bakal dialami oleh negara-negara tersebut.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular