
Hari Kedua Bursa 2021! IHSG Galau, Asing Masuk Cuma Rp 17 M

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Selasa (5/1/21) dibuka hijau tipis 0,01% ke level 6.105,79. Selang 20 menit IHSG sudah masih galau naik 0,03% ke level 6.106,32 setelah sempat jatuh ke zona merah.
Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 44 miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 3,1 triliun.
Tercatat asing melakukan jual bersih di saham PTUnited Tractors Tbk (UNTR) sebesar Rp 4 miliar dan PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) senilai Rp3 miliar.
Asing juga melakukan beli bersih (net buy) di saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Rp 18 miliar dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp11 miliar.
Pada pukul 09.26 WIB, IHSG minus 0,02% di posisi 6.102, dengan beli bersih Rp 17 miliar di pasar reguler.
Sentimen negatif sendiri datang dari Wall Street yang berakhir di zona merah pada perdagangan pertama di tahun 2021, Senin (4/1/2020) waktu AS, di tengah pemilihan putaran kedua yang akan datang di negara bagian Georgia dan lonjakan kembali kasus virus korona.
Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup terjatuh 1,22% ke level 30.233,63. S&P 500 ambles 1,48% ke 3.700,65 dan Nasdaq Composite terkoreksi 1,47% ke 12.698,71.
Dow Jones sempat menyentuh rekor tertinggi di awal sesi bersama dengan S&P 500, Namun akhirnya juga terseret oleh penurunan lebih dari 4% saham Boeing Co setelah Bernstein memangkas peringkatnya menjadi "berkinerja buruk," akibat kekhawatiran dari kinerja arus kas perusahaan.
Sebelumnya juga, ketiga indeks utama sempat mencetak rekor tertinggi di Dow dan S&P 500 hingga memperpanjang reli tahun 2020 yang dipicu oleh stimulus moneter dan dimulainya peluncuran vaksin.
"Investor berada pada titik di mana mereka ingin beristirahat, sementara mereka menilai semua hal berbeda yang akan datang di tahun baru," kata Lindsey Bell, kepala strategi investasi di Ally Invest, di Charlotte, North Carolina.
Nasib agenda Presiden terpilih AS Joe Biden, seperti merubah kebijakan perpajakan, meningkatkan stimulus, dan pengeluaran infrastruktur bergantung pada perlombaan Senat kembar hari Selasa di negara bagian Georgia yang akan menentukan kendali majelis.
Di lain sisi, total kematian AS akibat COVID-19 telah mencapai lebih dari 350.000. Hal ini terjadi setelah pejabat kesehatan di Florida mengumumkan temuan kasus pertama varian baru Covid-19 yang lebih menular pada 31 Desember 2020 lalu.
Sementara itu, data ekonomi AS menunjukkan aktivitas manufaktur Paman Sam yang ditunjukkan dalam data Purchasing Manager' Index (PMI) versi markit meningkat pada laju tercepat dalam lebih dari enam tahun pada periode Desember 2020.
Data PMI Negeri Paman Sam tersebut juga berhasil menunjukkan ekspansi sebesar 0,4 poin menjadi 57,1, menyusul data PMI di kawasan Asia dan Eropa yang sudah terlebih dahulu dirilis.
Namun, beberapa investor berhati-hati tentang laju pertumbuhan ekonomi karena klaim pengangguran AS tetap tinggi, sementara babak baru pembatasan terkait pandemi bulan lalu dan varian baru virus korona telah membayangi prospek.
Di dalam negeri, data ekonomi yang akan dirilis pada hari ini adalah data indeks keyakinan konsumen (IKK) untuk periode Desember 2020 dan data penjualan ritel periode November 2020.
Dua data ekonomi ini juga merupakan leading indicator atau indikator acuan untuk menilai seberapa besar kenaikan atau penurunan daya beli masyarakat akibat pandemi Covid-19.
Konsensus dariReutersmemperkirakan IKK RI pada Desember 2020 tercatat di angka 90 atau turun 2 poin dari sebelumnya. Sedangkan konsensus penjualan ritel Indonesia berada di angka -8,5%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500