Analisis Teknikal

Belum Puas Ngamuk! IHSG Siap 'Kesurupan" Lagi di Sesi II

Putra, CNBC Indonesia
04 January 2021 12:56
Pembukaan Bursa Efek Indonesia (CNBC indonesia/Tri Susilo)
Foto: Pembukaan Bursa Efek Indonesia (CNBC indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup sesi pertama perdagangan perdana tahun ini pada Senin (4/1/2021) di jalur hijau, setelah melalui volatilitas tinggi di tengah sinyal pemulihan manufaktur nasional tetapi dibayangi risiko pandemi.

Indeks acuan bursa nasional tersebut naik 59,7 poin atau persis 1% ke level 6.038,802. Sebanyak 226 saham menguat, 247 melemah dan 137 lainnya flat. Transaksi bursa cukup ramai dengan volume saham yang diperdagangkan 14.000 kali lebih hingga lebih dari 768.000 kali perdagangan.

Pada pagi tadi, IHSG dibuka hijau 0,48% ke level 6.007,94. Namun selang 10 menit, IHSG berbalik arah dengan turun 0,44% ke level 5.952,62 dan diperdagangkan di bawah psikologisnya di angka 6.000. Meski demikian, kondisi kembali berbalik selang 20 menit kemudian.

Nilai transaksi harian mencapai Rp 8,3 triliun, dengan pembelian bersih (net buy) asing sebesar Rp 103,34 miliar. Hal ini menunjukkan bahwa investor asing menggunakan momen penuh fluktuasi tersebut untuk memborong saham-saham yang tertekan.

Sentimen positif datang dari Indonesia, di mana angka Purchasing Managers' Index (PMI) sektor manufaktur versi markit untuk periode Desember 2020 cukup memuaskan. PMI manufaktur RI mengalami ekspansi sebesar 0,7 poin menjadi 51,3 dari sebelumnya di angka 50,6.

PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Kalau di atas 50, maka artinya dunia usaha berada di fase ekspansi yang hasilnya akan terlihat dalam beberapa bulan ke depan. Artinya, manufaktur RI Kembali menggeliat setelah sebelumnya merana akibat pandemi virus corona (Covid-19).

Namun, perkembangan seputar virus corona (Covid-19) masih membayangi psikologi investor, karena pandemi kembali merajalela secara global dengan munculnya strain baru virus Corona, di tengah beberapa laporan efek samping yang buruk dari vaksin yang mulai didistribusikan di beberapa negara.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan perlu waktu 3,5 tahun untuk dapat menyelesaikan proses vaksinasi Covid-19 di Indonesia. Hal itu berdasarkan perhitungan pemerintah terhadap jumlah sasaran vaksinasi untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity.

Namun, terdapat beberapa laporan mengenai efek samping buruk yang dialami para penerima vaksin, yang bahkan memicu kematian bagi tiga penerima vaksin di Swiss. Bahkan, 240 penerima vaksin di Israel justru dilaporkan terjangkit Covid-19 setelah divaksin.

Analisis Teknikal IHSG Sesi II, 4 Januari 2021/Tri PutraFoto: Analisis Teknikal IHSG Sesi II, 4 Januari 2021/Tri Putra
Analisis Teknikal IHSG Sesi II, 4 Januari 2021/Tri Putra

Analisis Teknikal

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Saat ini, IHSG berada di area batas bawah maka pergerakan IHSG selanjutnya berpotensi terapresiasi.

Untuk mengubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 6.056. Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 5.959.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area 50 yang meskipun menunjukkan RSI belum mendekati level jenuh jual akan tetapi RSI sudah terkonsolidasi naik setelah sebelumnya mendekati level jenuh jual sehingga ini biasanya menandakan pergerakan IHSG selanjutnya akan cenderung terapresiasi.

Selanjutnya muncul pola candlestick White Marubozu di IHSG yang ditunjukkan oleh garis candlestick full body yang menunjukkan daya beli IHSG sangatlah kuat dan berpotensi terapresiasi.

Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB yang berada di area batas bawah, maka pergerakan selanjutnya cenderung bullish atau terapresiasi. Hal ini juga terkonfirmasi dengan munculnya indikator RSI yang terkonsolidasi naik dan muncunya candlestick White Marubozu.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular