
Rupiah Kesurupan Apa Sih? Kok Galak Banget?

Sementara dari dalam negeri, investor angkat topi karena pemulihan ekonomi Ibu Pertiwi sepertinya berada di lajur yang tepat. Ini terlihat dari rilis data aktivitas manufaktur.
Indikator yang mengukur aktivitas manufaktur adalah data Purchasing Managers' Index (PMI) keluaran IHS Markit. PMI menggunakan angkan 50 sebagai titik mula. Kalau di atas 50, maka artinya dunia usaha berada di fase ekspansi yang hasilnya akan terlihat dalam beberapa bulan ke depan.
Pada Desember 2020, IHS Markit melaporkan PMI manufaktur Indonesia berada di 51,3. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 50,6.
Angka 51,3 adalah yang tertinggi sejak Februari 2020. Artinya, ada kemungkinan aktivitas manufaktur sudah kembali ke masa sebelum pandemi.
"Dunia usaha di Indonesia sangat positif dalam mengakhiri 2020. Memang perjalanan menghadapi pandemi virus corona masih panjang, tetapi industriawan percaya diri terhadap prospek 2021,"sebut Andrew Harker, Ekonom IHS Markit, seperti dikutip dar keterangan tertulis.
Manufaktur adalah komponen utama penggerak ekonomi nasional dari sisi lapangan usaha. Sumbangan sektor ini terhadap pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) hampir mencapai 20%.
Sektor manufaktur juga memberi sumbangsih yang tidak sedikit terhadap penciptaan lapangan kerja. Per Agustus 2020, industri ini menampung 13,61% angkatan kerja. Hanya kalah dari sektor pertanian dan perdagangan.
Oleh karena itu, kebangkitan sektor manufaktur menjadi pertanda bahwa pemulihan ekonomi Indonesia adalah sesuatu yang nyata. Asal tidak ada pengetatan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), sepertinya proses pemulihan ekonomi nasional akan terus berada di jalan yang benar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
