
Andai Pasar Saham Buka, IHSG Bisa Melesat ke Atas 6.000!

Jakarta, CNBC Indonesia - Perdagangan pasar keuangan di Indonesia tahun 2020 sudah berakhir Rabu (31/12/2020) kemarin. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di level 5.979,073, minus 0,95%, dan sepanjang 2020 membukukan pelemahan 5,09%.
Tetapi, seandainya perdagangan masih berjalan hari ini, Kamis (31/12/2020), IHSG memiliki peluang untuk menghijau, dan kembali ke atas level 6.000.
Hal tersebut terindikasi dari pergerakan bursa saham Asia yang perdagangannya masih aktif. Indeks Shanghai Composite China melesat 0,83%, kemudian Hang Seng Hong Kong naik 0,31%.
Sentimen positif datang dari Barat. House of Commons, salah satu dari 2 kamar di parlemen Inggris, sudah menyetujui draft perjanjian-perjanjian pasca Brexit yang dicapai antara Pemerintah Inggris dan Uni Eropa (UE).
Brexit atau keluarnya Inggris dari Uni Eropa akan resmi terjadi pada 1 Januari 2021, setelah melewati masa transisi sepanjang tahun ini.
Inggris dan UE pada pekan lalu mengumumkan keduanya mencapai kesepakatan "zero tariff-zero quota", artinya tidak akan ada bea impor yang tinggi, atau pembatasan jumlah produk yang dijual kedua belah pihak.
Kemudian mengenai kesepakatan penangkapan ikan, nelayan dari UE maupun Inggris masih boleh menangkap ikan di kedua perairan selama 5,5 tahun ke depan. Setelahnya setiap tahun akan diadakan perundingan masalah kuota penangkapan ikan.
Draft tersebut kini akan di-voting di House of Lord, dan diperkirakan juga akan disetujui, sehingga hard Brexit tidak akan terjadi, Inggris 'bercerai baik-baik' dengan Uni Eropa.
Hard Brexit merupakan sesuatu yang ditakutkan pelaku pasar, sebab bisa membawa ekonomi Inggris merosot tajam, juga menyeret ekonomi negara-negara Eropa lainnya.
Kemerosotan ekonomi Eropa tentunya berisiko merembet ke negara-negara lainnya, alhasil kesepakatan dagang yang dicapai Inggris-UE membuat lega banyak pihak, dan tentunya berdampak positif di pasar finansial.
Selain itu, kabar baik juga datang dari China hari ini. Aktivitas manufaktur China masih mampu mempertahankan ekspansinya di bulan ini. Data dari pemerintah China menunjukkan purchasing managers' index (PMI) di bulan Desember sebesar 51,9, menurun dibandingkan bulan sebelumnya 52,1.
PMI menggunakan angka 50 sebagai ambang batas, di bawahnya berarti kontraksi, sementara di atasnya ekspansi.
Meski PMI manufaktur China menurun, tetapi masih menunjukkan ekspansi, sehingga pemulihan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut terus berlanjut.
Dua faktor tersebut bisa menjadi sentimen positif di pasar finansial dan membawa IHSG ke zona hijau seandainya tidak libur.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500