
Tutup Tahun 2020 dengan Manis, Rupiah Juara Asia!

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan terakhir 2020, Rabu (30/12/2020). Tidak sekadar menguat, rupiah juga menjadi mata uang dengan kinerja terbaik di Asia hari ini.
Melansir data Refinitiv, rupiah hari ini membuka perdagangan dengan stagnan di Rp 14.110/US$. Tidak lama, Mata Uang Garuda langsung masuk ke zona hijau. Apresiasi terus berlanjut hingga 0,5% ke Rp 14.040/US$ di penutupan perdagangan hari ini.
Meski mampu membukukan penguatan hari ini, sepanjang tahun 2020 kinerja rupiah masih negatif melemah 1,66% dari posisi akhir 2012.
Mayoritas mata uang utama Asia menguat melawan dolar AS hari ini, tetapi rupiah yang jadi juara. Hingga pukul 15:07 WIB, won Korea Selatan yang penguatannya mendekati rupiah, sebesar 0,48%.
Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Asia.
Fakta menguatnya mayoritas mata uang utama Asia menunjukkan dolar AS yang sedang tertekan.Sebabnya, aksi jual yang makin marak terjadi, terlihat dari data US Commodity Futures Trading Commission (CFTC) yang menunjukkan nilai posisi jual (short) terhadap dolar AS pada pekan yang berakhir 21 Desember 2020 sebesar US$ 30,15 miliar. Nilai tersebut merupakan yang tertinggi dalam tiga bulan terakhir.
Alhasil, indeks dolar AS kembali merosot, hingga siang ini berada di 89,716, merosot 0,31%. Level tersebut merupakan yang terendah sejak 19 April 2018.
Selain maraknya aksi jual, dolar AS juga sedang mendapat tekanan setelah Presiden AS, Donald Trump, di awal pekan menandatangani rancangan undang-undang (RUU) stimulus fiskal senilai US$ 900 miliar yang di-bundle dengan anggaran belanja pemerintah senilai US$ 1,4 triliun.
Dengan ditekennya RUU tersebut menjadi undang-undang, artinya pemerintahan AS terhindar dari shutdown, yang membuat sentimen pelaku pasar kembali membaik.
Selain itu, dengan cairnya stimulus fiskal, jumlah uang beredar di perekonomian AS akan bertambah, secara teori nilai tukar dolar AS akan melemah. Indeks dolar AS, yang menjadi tolak ukur kekuatan the greenback kemarin sempat merosot 0,4% ke bawah level 90.
Kabar bagus kembali datang dari AS yang bisa membawa rupiah kembali ke zona hijau pada perdagangan hari ini, Selasa (29/12/2020).
House of Representative (DPR) AS sudah meloloskan RUU bantuan langsung tunai (BLT) senilai US$ 2.000 per orang yang sebelumnya diminta oleh Trump. RUU tersebut kini diserahkan ke Senat untuk di-voting, sebelum ke meja Presiden Trump untuk diteken.
Sayangnya, Senat menolak RUU tersebut sehingga tidak ada tambahan stimulus dalam waktu dekat. Meski demikian, Presiden Trump akan lengser dari jabatannya, dan digantikan oleh Joseph 'Joe' Biden, pada 20 Januari mendatang. Biden sebelumnya sudah mengatakan akan menggelontorkan stimulus tambahan guna membantu perekonomian AS. Sehingga ke depannya, dolar AS masih akan tertekan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Indeks Dolar AS Jeblok, Saatnya Rupiah Bangkit!
