Sentimen Positif Bertubi-tubi, Rupiah Gasak Dolar Singapura

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
29 December 2020 11:52
FILE PHOTO: A Singapore dollar note is seen in this illustration photo May 31, 2017.     REUTERS/Thomas White/Illustration/File Photo
Foto: Dollar Singapur (REUTERS/Thomas White)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura melemah 2 hari beruntun melawan rupiah pada perdagangan Selasa (29/12/2020). Amerika Serikat (AS) mengirim sentimen positif bertubi-tubi yang membuat rupiah perkasa.

Melansir data Refinitiv, pagi ini dolar Singapura melemah 0,08% ke Rp 10.619,6/SG$ di pasar spot, melanjutkan penurunan Senin kemarin sebesar 0,18%.

Sentimen positif dagang dari AS sejak kemarin pagi, Presiden Donald Trump akhirnya menandatangani rancangan undang-undang (RUU) stimulus fiskal US$ 900 miliar yang di-bundle dengan anggaran belanja pemerintah hingga September 2021 sebesar US$ 1,4 triliun.

Pada pekan lalu, Trump mengejutkan pasar, melalui akun Twitternya, ia menyebut stimulus senilai US$ 900 miliar sebagai "aib". Dalam stimulus fiskal tersebut, Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang diperoleh warga AS sebesar US$ 600/orang, setengah dari yang diterima sebelumnya yakni US$ 1.200/orang. Untuk pasangan yang menikah BLT yang diperoleh sebesar US$ 1.200, dan US$ 600 untuk tanggungan anak.

Hal tersebut yang dipermasalahkan oleh Trump. Ia juga meminta Kongres AS untuk menaikkan BLT senilai US$ 600 menjadi US$ 2.000 per orang, dan US$ 4.000 untuk pasangan yang menikah.

Pasar dibuat cemas Trump tidak akan meneken RUU tersebut, jika terjadi maka stimulus fiskal tidak akan cair, serta pemerintahan AS terancam tutup (shutdown). Sebab anggaran untuk menjalankan pemerintahan AS akan habis pada hari ini 28 Desember 2020.

Dengan ditekennnya RUU tersebut menjadi undang-undang, artinya pemerintahan AS terhindar dari shutdown, yang membuat sentimen pelaku pasar kembali membaik.

Kabar baik berikutnya masih dari AS. House of Representative (DPR) AS sudah meloloskan RUU bantuan langsung tunai (BLT) senilai US$ 2.000 per orang yang sebelumnya diminta oleh Trump. RUU tersebut kini diserahkan ke Senat untuk di-voting, sebelum ke meja Presiden Trump untuk diteken.

Jika terealisasi, sentimen pelaku pasar tentunya akan semakin membaik, dan memburu aset-aset berisiko dengan imbal hasil tinggi, seperti rupiah. Alhasil, dalam sejak Senin kemarin rupiah mampu menguat melawan dolar Singapura.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kurs Dolar Singapura Pagi Jeblok Siang Naik, Ini Penyebabnya!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular