Wall Street Menuju Puncak! Bursa Saham Asia 'Bergairah'

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
29 December 2020 08:50
Employees of a foreign exchange trading company work near monitors showing TV program on the inter-Korean summit (top R) and Japan's Nikkei share average (top L) in Tokyo, Japan, April 27, 2018.  REUTERS/Toru Hanai
Foto: REUTERS/Toru Hanai

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Asia mayoritas dibuka menguat pada perdagangan Selasa (29/12/2020), mengikuti bursa saham acuan global, Wall Street yang menoreh rekor tertinggi pada penutupan perdagangan Senin (28/12/2020) waktu setempat.

Hanya indeks KOSPI Korea Selatan yang hari ini dibuka di zona merah, yakni terkoreksi 0,15%.

Sedangkan sisanya dibuka di zona hijau, yakni indeks Hang Seng Hong Kong dibuka menguat 0,67%, Nikkei Jepang tumbuh 0,29%, STI Singapura terapresiasi 0,22% dan Shanghai Composite China naik tipis 0,06%.

Beralih ke Negeri Barat (Amerika Serikat/AS), bursa saham Wall Street ditutup memuaskan pada perdagangan Senin (28/12/2020) waktu AS.

Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 0,68% ke 30.403,97, S&P500 terangkat 0,87% menjadi 3.735,36, dan Nasdaq Composite bertambah 0,74% jadi 12.899,42. Ketiganya menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa.

"Pasar saham terimbas sentimen positif dari pengesahan stimulus fiskal, ini adalah sesuatu yang baik. Anda bisa melihat bahwa kebijakan fiskal dan moneter sama-sama mendukung stabilitas. Di sisi kesehatan, ada harapan dengan kehadiran vaksin anti-virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Kondisi secara umum suportif untuk pasar saham," jelas Terry Sandven, Chief Equity Strategist di US Bank Wealth Management yang berbasis di Minneapolis, seperti dikutip dari Reuters.

Hal ini terjadi setelah Presiden AS, Donald Trump menandatangani paket bantuan virus corona senilai US$ 900 miliar menjadi undang-undang, dengan langkah tersebut termasuk pembayaran langsung sebesar US$ 600 kepada sebagian besar orang Amerika.

Padahal sebelumnya, Trump enggan membubuhkan tanda tangannya pada RUU tersebut karena nominalnya yang terlalu kecil.

Kongres menyepakati Bantuan Langsung Tunai (BLT) senilai US$ 600 sementara Trump ingin di US$ 2.000.

Sentimen positif juga datang dari Eropa. Akhir pekan lalu, Benua Biru memulai proses vaksinasi massal untuk melawan virus corona.

"Kita punya 'senjata' baru melawan virus: vaksin. Sekali lagi, kita harus berdiri bersama," sebut Emmanuel Macron, Presiden Prancis, dalam cuitan di Twitter.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular