Analisis Teknikal

Wall Street Cetak Rekor, Siap-siap IHSG Lompat Lagi!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
29 December 2020 08:20
Layar pergerakan perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Selasa (24/11/2020). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: Layar pergerakan perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat tajam 1,48% ke 6.093,554 pada perdagangan Senin kemarin (28/12). Data perdagangan mencatat investor asing melakukan aksi beli bersih (net buy) senilai Rp 78,81 miliar di pasar reguler dan total Rp 225 miliar di seluruh pasar.

Sentimen positif datang dari Amerika Serikat, di mana Presiden Donald Trump akhirnya menandatangani rancangan undang-undang (RUU) stimulus fiskal senilai US$ 900 miliar yang di-bundle dengan anggaran belanja pemerintah senilai US$ 1,4 triliun.

Langkah Trump tersebut membuat bursa saham AS (Wall Street) mencetak rekor tertinggi sepanjang masa Senin kemarin, dan bisa mengerek IHSG pada perdagangan hari ini, Selasa (29/12/2020).

Kabar bagus lainnya, House of Representative (DPR) AS sudah meloloskan RUU bantuan langsung tunai (BLT) senilai US$ 2.000 per orang yang sebelumnya diminta oleh Trump. RUU tersebut kini diserahkan ke Senat untuk di-voting, sebelum ke meja Presiden Trump untuk diteken.

Secara teknikal, IHSG nyaris mencapai target penguatan 6.100 kemarin, jika berhasil dilewati maka momentum penguatan akan semakin besar.

Awal munculnya momentum penguatan IHSG dimulai Kamis (5/11/2020) saat muncul White Marubozu dalam grafik candle stick harian.

Saat itu IHSG membuka perdagangan di level 5.161,39, yang sekaligus menjadi level terendah harian, dan mengakhiri perdagangan di level 5.260,326, sekaligus menjadi level tertinggi harian.

Level open sama dengan low, dan close sama dengan high itu yang disebut sebagai White Marubozu.

White Marubozu merupakan sinyal nilai suatu aset akan kembali menguat. Terbukti setelahnya IHSG terus menguat.

jkseGrafik: IHSG Harian
Foto: Refinitiv

Pada Senin (23/11/2020) dan Kamis (26/11/2020) IHSG kembali membentuk pola White Marubozu, sehingga reli terus berlanjut.

IHSG juga bergerak di atas rerata pergerakan 50 hari (moving average/MA 50), 100 hari (MA 100), dan 200 hari (MA 200), yang menambah momentum penguatan.

Indikator stochastic pada grafik harian mulai keluar dari wilayah jenuh beli (overbought). Artinya kembali muncul tekanan turun.

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

jkseGrafik" IHSG 1 Jam
Foto: Refinitiv

Stochastic pada grafik 1 jam sudah masuk wilayah overbought, yang berisiko memicu koreksi jika tertahan di bawah resisten terdekat 6.100.

Namun, jika resisten tersebut dilewati, IHSG berpeluang menguat ke 6.130 hingga 6.150. Target selanjutnya ke 6.180.

Sementara support berada di kisaran 6.070, jika dilewati dan tertahan di bawahnya, IHSG berisiko turun ke 6.040. Support selanjutnya berada di kisaran 6.000 hingga 5.990.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ikuti Bursa AS, IHSG Balik ke Level Psikologi 7.000 di Sesi 1

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular