
5 Fakta Megaskandal Asabri, Mirip Jiwasraya!

3. Kerugian Terjadi Sebelum Direksi Baru
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan berdasarkan audit BPKP, kerugian yang nilainya sangat besar ini terjadi sebelum kepemimpinan direksi baru Asabri. Direksi baru Asabri ditetapkan oleh Erick pada Agustus 2020.
Pada perubahan pengurus ini, Erick menunjuk R Wahyu Suparyono sebagai direktur utama Asabri menggantikan Sonny Widjaja yang merupakan purnawirwan Letnan Jendral TNI. Pergantian direktur utama ini berdasarkan surat keputusan Menteri BUMN SK-264/MBU/08/2020.
"Ya tentu hasil audit BPKP yang sudah ada itu tentu sebelum direksi yang baru. Nah tetapi tadi seperti yang disampaikan pak jaksa agung yang penting kita juga me-mapping daripada korupsi ini dan aset-asetnya karena tetep kita harus menjaga kesinambungan dengan berjalannya Asabri kan kita harus jaga, jangan sampai nanti ada perusahaan yang tidak kuat berjalan lagi," kata Erick.
4. Ada Dugaan Jokowi Perintahkan Kejagung Ikut Menangani
Jaksa Agung ST Burhanuddin mengatakan Kejagung akan berkoordinasi dengan kepolisian untuk penanganan kasus ini. Penyelesaian kasus ini dipegang Kejagung lantaran diduga tersangka yang terlibat masih sama dengan kasus yang terjadi pada Jiwasraya.
Ia menyebut bahwa ada arahan dari atasan, meski tidak merujuk detail namun ada indikasi Presiden Jokowi memerintahkan Kejaksaan Agung untuk menangani kasus ini.
"Tidak diambil alih (dari Polri). Pertimbangannya bahwa kemarin yang tersangkanya itu sama dan tidak ada pengambilalihan. Tersangka sama maka kebijakan pimpinan itu, sudah lah kejaksaan yang tangani."
"Kita kan udah pengalaman. Dan pengalaman asuransi Jiwasraya hampir sama nih polanya. Perbuatannya hampir sama. Kebetulan orangnya juga sama," sebutnya.
5. Diduga Rugi Karena Ini
Lalu dari mana kerugian mencapai Rp 17 triliun tersebut berasal?
Berdasarkan paparan mantan Direktur Utama Asabri Sonny Widjaja pada awal tahun ini di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), disebutkan bahwa perusahaan ini masih mengalami risk base capital (RBC) yang masih negatif.
RBC adalah rasio keuangan perusahaan asuransi, memperhitungkan kekuatan modal dibanding dengan risiko yang ditanggung. Minimal ketentuan OJK yakni 120%.
Pada 2019, RBC Asabri tercatat minus 571% dan sampai 2020 masih negatif, dengan kondisi liabilitas yang sama dan nilai aset yang menurun drastis.
Kondisi tersebut disebabkan karena adanya piutang yang belum dibayarkan oleh Heru Hidayat dan Benny Tjokrosaputro kepada Asabri. Padahal piutang ini sudah ditagih sejak pertengahan tahun lalu.
Untuk diketahui, Heru Hidayat (bos Trada) dan Benny Tjokro (bos Hanson) merupakan tersangka dalam kasus korupsi di Jiwasraya saat ini telah diputuskan hukumannya baik hukuman kurungan hingga harus membayarkan sejumlah kerugian negara.
Sonny menyebut utang kedua orang ini mencapai Rp 10,9 triliun dan telah mendapatkan komitmen untuk pembayaran utang tersebut.
"Paling besar punya HH sama BT. Underwriting saham negatif itu sejak 2010. Agresif tapi kondisi pasar nggak bagus jadi negatif dan penurunan nilai saham pesat," kata Sonny di ruang rapat Komisi VI DPR RI, Rabu (19/2/2020).
(tas/tas)[Gambas:Video CNBC]
