Stimulus Diketok Palu, Dow Futures dkk Menguat Tipis

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
22 December 2020 20:43
A trader works on the floor of the New York Stock Exchange, (NYSE) in New York, U.S., March 22, 2018. REUTERS/Brendan McDermid
Foto: REUTERS/Brendan McDermid

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (22/12/2020) menghijau, setelah Kongres mengesahkan stimulus akhir tahun senilai total US$ 900 miliar.

Kontrak futures indeks Dow Jones Industrial Average menguat 20 poin di pembukaan. Kontrak serupa indeks S&P 500 dan Nasdaq juga menguat, masing-masing sebesar 0,2% dan 0,4%.

Bantuan pandemi itu dilekatkan dengan pencairan dana operasional pemerintahan senilai US$ 1,4 triliun sampai dengan 30 September. Kini, pasar tinggal menunggu tanda-tangan Presiden AS Donald Trump sebelum stimulus itu cair.

Menteri Keuangan Steven Mnuchin kepada CNBC International mengatakan bahwa warga AS bakal mendapat bantuan langsung tunai (BLT) dalam beberapa hari ke depan alias sebelum rump meninggalkan Gedung Putih.

"Babak paket ini hanya memperkuat bahwa ada angin pendorong ekonomi dan bursa secara struktural dan masif jelang 2021, yang bersifat positif dalam jangka lebih panjang bagi saham siklikal berbasis nilai," ujar Tom Essaye, pendiri Sevens Report, sebagaimana dikutip CNBC International.

Pelaku bursa kemarin dicekam kecemasan munculnya mutasi Covid-19 di Inggris. Temuan tersebut memaksa pemerintah Inggris menutup London dan kawasan Inggris serta melarang kerumunan di malam Natal.

Varian baru tersebut, yang disebut 70% lebih menular ketimbang strain sebelumnya di Inggris telah teridentifikasi di Italia, Belanda, Belgia, Denmark dan Australia. Beberapa negara pun menutup perbatasannya dari Inggris dan melarang penerbangan ke Negeri Beatles tersebut.

Namun, banyak kalangan termasuk Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) menilai bahwa vaksin besutan Pfizer-BioNtech dan Moderna bakal efektif mengatasi varian terbaru itu dan mutasi virus Covid masih lebih lambat ketimbang virus flu musiman.

Namun, Jonathan Golub, Kepala Perencana Investasi Credit Suisse AS, menilai bahwa pasar masih akan bergerak volatil dalam beberapa bulan ke depan, sebelum kemudian terjadi kenaikan belanja masyarakat pada pertengahan 2021.

"Saya pikir tidak ada kisah yang gampang lurus dan mulus mengenai hal ini," ujar Golub. "Dalam tiga-empat bulan ke depan, menurut saya, proses pembukaan kembali ekonomi akan bergelombang."

Pada perdagangan kemarin, saham Tesla yang resmi menjadi konstituen indeks S&P 500 anjlok 6,5%, menyusul berita Reuters yang menyebutkan bahwa Apple menargetkan peluncuran mobil listrik pada tahun 2024. Namun pada sesi pra-pembukaan, saham Tesla naik 0,8%.

Investors bakal memantau pembacaan indeks keyakinan konsumen dan penjualan rumah lama, dan pembacaan final pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal III-2020.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dow Futures Naik Tipis, Bursa AS Berpeluang Dibuka Menyamping

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular