
Khawatirkan Strain Baru Covid-19, Dow Futures Ambrol 500 Poin

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (21/12/2020) anjlok, setelah kecemasan seputar strain baru Covid-19 di Inggris memicu kekhawatiran bahwa vaksin yang ada bakal sia-sia.
Kontrak futures indeks Dow Jones Industrial Average ambrol 512 poin (-1,7%), dan sempat kehilangan 600 poin. Kontrak serupa indeks S&P 500 dan Nasdaq ambles masing-masing sebesar 1,9% dan 1,3%.
Sentimen stimulus diabaikan oleh pemodal yang sedang diterpa kekhawatiran seputar temuan mutasi virus Corona di Inggris yang memicu karantina wilayah (lockdown) London dan beberapa bagian Tenggara Inggris, serta pelarangan aktivitas kumpul-kumpul untuk merayakan Natal.
Varian baru virus Covid-19 tersebut dikabarkan memiliki 70% peluang penularan lebih tinggi ketimbang strain awalnya. Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) telah mengidentifikasi virus tersebut di Denmark, Belanda, dan Australia.
Akibatnya, saham-saham yang terkait dengan sektor perjalanan pun tertekan. Saham Delta Air Lines anjlok 5% di sesi pra-pembukaan, demikian juga dengan saham sektor tamasya dan kapal pesiar.
Dengan dua hari perdagangan tersisa di tahun 2020, indeks S&P 500 tercatat telah meroket 14,8% sepanjang tahun berjalan, sedangkan indeks Dow Jones melesat 5,8%. Indeks Nasdaq terbang hingga 42,2% karena investor memburu saham teknologi yang relatif tahan pandemi.
"Sebenarnya ada banyak kabar yang menggembirakan pagi ini, meski (saat ini) dibayangi kabar yang kelabu di Inggris," tutur pendiri Vital Knowledge Adam Crisafulli dalam laporan risetnya, yang dikutip CNBC International.
Namun, lanjut dia, pasar sedang dalam pertarungan sentimen antara memburuknya kondisi Covid-19 dan membaiknya ekspektasi dalam jangka menengah dan panjang yang didorong oleh vaksin."Pasar memutuskan fokus pada yang pertama, dan saham terkena imbasnya."
Pada Senin, Kongres bakal melakukan pemungutan suara seputar kesepakatan stimulus senilai US$ 900 miliar. Menurut juru bicara Gedung Putih Judd Deere, Presiden AS Donald Trump telah meneken draf stimulus tersebut pada Minggu malam.
"Yang jadi soal adalah jika vaksin akhirnya bisa mengubah protein di permukaan (virus) hingga tak bisa dikenali oleh antibodi yang sudah kita miliki, dan kita harus meng-update vaksin kita," ujar Scott Gotlieb, mantan komisioner Balai Obat dan Makanan (Food and Drug Administration/FDA) AS.
Menurut dia, protein dalam virus Covid kemungkinan tidak bermutasi secepat flu musiman, sehingga vaksin yang sekarang beredar masih bisa menciptakan antibodi virus tersebut, hanya saja bakal perlu diupdate setiap tiga tahun.
Pada Senin, Tesla akan menjadi konstituen indeks S&P 500 dengan bobot 1,7%. Namun saham perusahaan yang dikendalikan Elon Musk tersebut anjlok 4% di sesi pra-pembukaan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dow Futures Naik Tipis, Bursa AS Berpeluang Dibuka Menyamping