Gokil, Emas Hitam Lebih Cuan Ketimbang Emas Betulan!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
20 December 2020 09:40
Ilustrasi: Minyak mengalir keluar dari semburan dari sumur 1859 asli Edwin Drake yang meluncurkan industri perminyakan modern di Museum dan Taman Drake Well di Titusville, Pennsylvania AS, 5 Oktober 2017. REUTERS / Brendan McDermid / File Foto
Foto: Ilustrasi: Minyak mengalir keluar dari semburan dari sumur 1859 asli Edwin Drake yang meluncurkan industri perminyakan modern di Museum dan Taman Drake Well di Titusville, Pennsylvania AS, 5 Oktober 2017. REUTERS / Brendan McDermid / File Foto

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia menguat tajam sepanjang pekan ini. Bahkan kalau mundur lebih jauh lagi, harga si emas hitam naik belasan persen.

Sepanjang minggu ini, harga minyak jenis brent melesat 4,62% secara point-to-point. Dalam periode yang sama, yang jenis light sweet melonjak 5,37%. Kenaikan harga minyak terjadi selama tujuh pekan tanpa terputus.

Harga komoditas ini memang sedang dalam tren menanjak. Selama sebulan terakhir, harga brent dan light sweet meroket masing-masing 18,28% dan 17,56%. Luar biasa...

Minyak adalah salah satu komoditas dengan kenaikan harga paling tajam akhir-akhir ini. Kenaikan harga minyak jauh lebih tinggi ketimbang emas, yang dalam sebulan terakhir hanya naik 0,73%.

Lonjakan harga minyak tidak lepas dari optimisme terhadap prospek permintaan. Kehadiran vaksin anti-virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) membawa harapan bahwa hidup bisa normal lagi.

Ya, 2020 memang tahun yang sengat tidak biasa. Pandemi virus corona telah mengubah wajah dunia karena manusia dipaksa berjauhan satu sama lain agar virus yang awalnya menyebar di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China ini tidak semakin merajalela.

Pembatasan sosial (social distancing) dan kampanye #dirumahaja membuat mobilitas warga dunia turun drastis. Di Indonesia, misalnya, Apple mencatat rata-rata indeks mobilitas masyarakat dengan mengemudi selama 13 Januari-18 Desember 2020 adalah 87,2. Masih jauh di bawah kondisi normal sebelum pandemi. Mau bagaimana lagi, warga memang masih diminta untuk bekerja, belajar, dan beribadah di rumah.

Mobilitas masyarakat yang anjlok tentu membuat permintaan energi jauh berkurang. Akibatnya, harga minyak sempat ambles bahkan light sweet pernah merasakan jauh ke teritori negatif. Artinya, investor yang membeli minyak malah diberi uang.

Namun vaksin anti-virus corona membawa harapan bahwa 'zaman edan' ini bisa berakhir. Sejumlah negara seperti Amerika Serikat (AS) dan Inggris sudah memulai proses vaksinasi massal, dan negara-negara lain akan segera menyusul.

Vaksin buatan Pfizer-BioNTech sudah didaftarkan ke otoritas pengawas obat dan makanan Jepang. Vaksin ini sudah dipakai di AS dan Inggris.

Sementara vaksin buatan Moderna sudah mendapat restu dari otoritas pengawas obat dan makanan AS (US Food and Drug Admnistration/FDA). Vaksin ini juga akan segera didistribusikan dan disuntikkan ke lengan rakyat Negeri Paman Sam.

"Dengan hadirnya dua vaksin untuk mencegah Covid-19, FDA telah telah mengambil langkah penting untuk berjuang melawan pandemi yang menyebabkan kasus dan korban jiwa yang tinggi tersebut," kata Stephen Hahn, Komisioner FDA, dalam keterangan tertulis.

Ketika sebagian besar penduduk dunia sudah menerima vaksin, maka akan tercipta kekebalan kolektif (herd immunity). Rantai penularan akan terputus dan pandemi akan berakhir. Selamat datang hidup normal, selamat tinggi hidup penuh ketakutan.

Harapan akan kembalinya hidup normal tentu membawa ekspektasi bahwa mobilitas masyarakat bisa seperti dulu lagi. Peningkatan mobilitas pasti akan dibarengi dengan lonjakan permintaan energi. Ini yang membuat harga minyak menanjak.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular