
Mengintip Ekspansi Dahsyat Bank Syariah Indonesia!

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), nama baru hasil gabungan tiga bank syariah BUMN, memilik sederet rencana besar.
Ketua Project Management Office (PMO) bank syariah BUMN, Hery Gunardi, saat berbincang dengan CNBC Indonesia, mengatakan proses transformasi Bank Syariah Indonesia difokuskan ke pengembangan produk-produk syariah yang baru.
"Produk Bank Syariah Nasional ini nantinya baru. Tidak sama seperti yang sudah ada, apalagi yang dimiliki konvensional," tutur Hery saat berkunjung ke Transmedia, Kamis (18/12/2020).
Menurut Hery, digitalisasi perbankan terus digenjot juga. Hal ini sebagai upaya memberikan opsi yang terbaik kepada para nasabah dan calon nasabahnya.
Ekspansi Bank Syariah Indonesia, menurut Hery juga dilakukan tak hanya di Indonesia. Namun di tingkat internasional dengan membuka cabang.
"Pangsa pasar masih bisa digenjot di dalam negeri. Tak lupa kita akan juga menggarap pasar internasional dengan membuka cabang di Timur Tengah seperti Dubai, dan juga dimungkinkan Abu Dhabi," terang Hery.
Hery Gunardi yang telah dipilih juga dalam RUPS sebagai Direktur Utama Bank Syariah Indonesia (menunggu fit and proper tes OJK) menjelaskan juga dengan adanya cabang internasional nantinya akan mengakomodir seluruh korporasi baik BUMN maupun Non BUMN untuk menerbitkan Sukuk.
Bank Syariah Indonesia adalah bank hasil gabungan dari PT Bank BRISyariah Tbk (BRIS), PT Bank Syariah Mandiri, dan PT Bank BNI Syariah, dengan target selesai merger pada 1 Februari 2021.
Halaman Selanjutnya >> Tidak Ada PHK
Hery mengatakan, sesuai dengan perintah khusus dari Menteri BUMN Erick Thohir, Bank Syariah Indonesia tidak akan melakukan PHK atau pemutusan hubungan kerja di 3 entitas yang bergabung tersebut.
"Sudah diputuskan tidak ada PHK. Justru kita akan mengembangkan lebih jauh terkait dengan SDM yang nantinya harus tersebar di seluruh penjuru negeri," tutur Hery.
Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo menambahkan fokus Bank Syariah Indonesia yang pertama adalah bagaimana mengefisiensikan seluruh cabang. Namun, Tiko (sapaan akrab Kartika) menegaskan Bank Syariah Indonesia bakal terus berekspansi dengan merambah daerah yang belum dipijaki sebelumnya.
"Selain produk yang new, nantinya cabang akan disinkronisasikan. Kita juga tetap ekspansi ke daerah-daerah yang belum ada cabang dari 3 bank syariah sebelumnya," tutur Tiko.
Tiko berharap, dengan rebranding Bank Syariah Indonesia pangsa pasar nantinya dapat digenjot lebih besar, sehingga masyarakat bakal memiliki opsi syariah yang benar-benar lengkap.
BRIS merupakan survivor entity yang menerima penggabungan tiga bank tersebut yang nantinya akan diganti namanya menjadi PT Bank Syariah Indonesia dengan BRIS tetap menjadi kode sahamnya.
Bank ini targetnya akan efektif digabungkan pada 1 Februari 2021.
Bank Syariah Indonesia nanti akan memiliki aset mencapai Rp 214,6 triliun dengan modal inti lebih dari Rp20,4 triliun. Jumlah aset dan modal inti tersebut menempatkan Bank Hasil Penggabungan dalam daftar 10 besar bank terbesar di Indonesia dari sisi aset, dan TOP 10 bank syariah terbesar di dunia dari sisi kapitalisasi pasar dalam 5 tahun ke depan.
Selain itu, juga akan didukung dengan keberadaan lebih dari 1.200 cabang, 1.700 jaringan ATM, serta didukung 20.000 lebih karyawan di seluruh Indonesia, Bank Hasil Penggabungan akan mampu memberikan layanan finansial berbasis syariah, layanan sosial bahkan spiritual bagi lebih banyak nasabah.
Komposisi pemegang saham pada Bank Hasil Penggabungan adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) 51,2%, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) 25,0%, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) 17,4%, DPLK BRI - Saham Syariah 2% dan publik 4,4%.
(tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sah! Hery Gunardi Resmi Jadi Dirut Bank Syariah Indonesia
