Wall Street Tembus Rekor, Bagaimana Nasib Bursa Saham Asia?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
18 December 2020 08:55
A panel outside the Hong Kong Exchanges displays top active securities during morning trading in Hong Kong, China October 11, 2018.  REUTERS/Bobby Yip
Ilustrasi Bursa Hong Kong (REUTERS/Bobby Yip)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Asia cenderung menguat pada perdagangan pagi ini. Penguatan di Wall Street sepertinya ampuh mendorong mood pelaku pasar di Benua Kuning.

Pada Jumat (18/12/2020) pukul 08:51 WIB, berikut perkembangan indeks saham utama Asia:

Dini hari tadi waktu Indonesia, bursa saham New York ditutup menguat. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 0,49%, S&P 500 bertambah 0,58%, dan Nasdaq Composite terangkat 0,84%.

Pelaku pasar semringah karena sepertinya paket stimulus fiskal di Amerika Serikat (AS) bisa segera gol. Nilainya diperkirakan mencapai US$ 900 miliar (Rp 12.736,8 triliun).

Rakyat AS memang sangat membutuhkan kehadiran negara. Pada pekan yang berakhir 12 Desember 2020, klaim tunjangan pengangguran di Negeri Paman Sam naik 23.000 dibandingkan pekan sebelumnya menjadi 885.000. Jumlah klaim menyentuh titik tertinggi sejak September 2020.

Lonjakan jumlah penganggur membuat negara harus segera melakukan intervensi. Dalam paket stimulus yang akan disahkan itu, termuat program Bantuan Langsung Tunai (BLT) bagi mereka yang membutuhkan.

"Sesuatu yang buruk sedang terjadi, bung. Rakyat mengantre untuk mendapatkan sekotak makanan gratis," tegas Rob Portman, Senator Ohio dari Partai Republik, sebagaimana diwartakan Reuters.

Ada kemungkinan paket stimulus akan disahkan pada akhir pekan ini sehingga bisa mulai dieksekusi pekan depan. Ada harapan bagi rakyat AS, ada tangan negara yang segera menolong mereka.

Dengan stimulus, terutama BLT, diharapkan daya beli masyarakat AS meningkat. Peningkatan permintaan di AS akan ikut dirasakan oleh seluruh negara, mengingat Negeri Adikuasa adalah konsumen terbesar di planet bumi. Kinerja ekspor berbagai negara akan terangkat, arus perdagangan menjadi lebih semarak, ekonomi bisa segera lepas dari jeratan resesi.

Harapan ini yang mendongkrak optimisme investor di Wall Street. Kini optimisme serupa juga terasa di Asia.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular