
Singapura Mau Mulai Vaksinasi Corona, Dolarnya Makin Perkasa

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura kembali menguat melawan rupiah pada perdagangan Rabu (16/12/2020). Singapura menjadi negara Asia Tenggara pertama yang akan melakukan vaksinasi virus corona, membuat mata uangnya terus menguat.
Melansir data Refinitiv, pagi tadi dolar Singapura menguat 0,3% ke Rp 10.603,9/SG$, level tersebut menjadi yang tertinggi sejak 6 November lalu. Sementara siang ini, posisi dolar Singapura sedikit terpangkas, berada di level Rp 10.586,38/SG$, menguat 0,12%. Dengan demikian, dolar Singapura sudah menguat sejak awal pekan kemarin.
Vaksinasi di Singapura akan dimulai Desember 2020 hingga kuartal III-2021.
Hal ini diumumkan bersamaan dengan sudah disetujuinya penggunaan vaksin Pfizer/BioNTec di Singapura. Pejabat setempat mengatakan pemerintah memiliki cukup vaksin untuk 5,7 juta warga.
Bukan hanya warga Singapura, warga asing yang tinggal dalam jangka waktu lama (long term residents) juga akan mendapat vaksin. Vaksin akan diprioritaskan untuk lansia, pejabat negara, dan tenaga medis.
"Badan Penelitian Kesehatan Singapura menyetujui penggunaan vaksin Pfizer-BioNTech di masa pandemi," kata Lee dalam pidato yang disiarkan melalui televisi setempat dikutip Selasa (15/12/2020).
"Jika sesuai rencana, kita akan memiliki vaksin yang cukup bagi seluruh penduduk Singapura pada paruh ketiga 2021."
Meski begitu, tak ada paksaan bagi warga untuk vaksinasi. Tapi ia, sebagai pemimpin negara dan anggota kabinet akan disuntik lebih dulu guna memperlihatkan vaksin aman.
"Kami percaya vaksin aman," katanya lagi.
Sebelumnya Singapura telah menganggarkan dana hingga US$ 1 miliar atau (Rp 10,6 triliun). Bukan hanya Pfizer/BioNTech, vaksin juga akan didapat dari Moderna Inc dan Sinovac.
Sementara itu, sebanyak 1,2 juta vaksin Covid-19 buatan Sinovac Biotech sudah tiba di Indonesia pada hari Minggu (6/11/2020), hal ini disampaikan langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Saya ingin menyampaikan satu kabar baik, hari ini pemerintah sudah menerima 1,2 juta doss vaksin Covid, vaksin ini buatan Sinovac yang kita uji secara klinis di Bandung dari Agustus lalu," kata Jokowi, seperti dikutip Senin (7/12/2020).
Jokowi mengungkapkan pemerintah juga masih mengupayakan 1,8 juta dosis vaksin yang akan tiba awal Januari 2021.
"Selain vaksin dalam bentuk jadi, bulan ini akan tiba 15 juta dosis vaksin dan Januari 30 juta dosis dalam bentuk bahan baku yang akan diproses lebih lanjut oleh Bio Farma," tambah Jokowi.
Tetapi, pelaksanaan vaksinasi belum bisa dilakukan segera. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartato mengungkapkan meski vaksin sudah data dan berada di Indonesia, pelaksanaan vaksinasi masih harus melalui tahapan evaluasi dari Badan POM guna memastikan aspek mutu dan efektivitas dan fatwa MUI untuk aspek halal.
Saat vaksin belum bisa disuntikkan, pemerintah Indonesia justru berencana mengetatkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta
Senin malam kemarin, Menko Marves Luhut B. Pandjaitan memerintahkan Gubernur Anies Baswedan untuk kembali memperketat Pembatasan Sosial Berskala Besar di DKI Jakarta akibat penambahan kasus Covid-19 yang terus meningkat.
Sikap pemerintah pusat ini disampaikan Luhut pada Rapat Koordinasi Penanganan Covid-19 di DKI Jakarta, Jabar, Jateng, Jatim dan Bali secara virtual di Kantor Maritim pada Hari Senin (14/12/2020).
Dia meminta agar implementasi pengetatan ini dapat dimulai pada tanggal 18 Desember 2020 hingga 8 Januari 2021.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekonomi Singapura Tumbuh Tinggi, Dolarnya Makin Mahal dong?
