Analisis Teknikal

Stimulus US$ 908 Miliar di AS Akan Cair, Rupiah Dapat Rejeki

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
16 December 2020 08:58
Warga melintas di depan toko penukaran uang di Kawasan Blok M, Jakarta, Jumat (20/7). di tempat penukaran uang ini dollar ditransaksikan di Rp 14.550. Rupiah melemah 0,31% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) semakin melemah. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah membukukan pelemahan 0,14% melawan dolar AS ke Rp 14.090/US$, setelah sempat merosot hingga 0,64%. Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) DKI Jakarta yang akan kembali diketatkan membuat rupiah tertekan.

Senin malam kemarin, Menko Marves Luhut B. Pandjaitan memerintahkan Gubernur Anies Baswedan untuk kembali memperketat Pembatasan Sosial Berskala Besar di DKI Jakarta akibat penambahan kasus Covid-19 yang terus meningkat.

Sikap pemerintah pusat ini disampaikan Luhut pada Rapat Koordinasi Penanganan Covid-19 di DKI Jakarta, Jabar, Jateng, Jatim dan Bali secara virtual di Kantor Maritim pada Hari Senin (14/12/2020).

Namun, rupiah mampu menahan tekanan mampu menahan tekanan tersebut Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini mengumumkan data perdagangan internasional Indonesia periode November 2020 yang kembali mencatat surplus. Dengan demikian, neraca dagang sudah membukukan surplus dalam 7 bulan beruntun, selain itu kontraksi impor juga mulai melandai yang menjadi bukti bahwa ekonomi dalam negeri mulai bergeliat.

Rupiah berpeluang bangkit pada perdagangan hari ini, Rabu (16/12/2020) sebab sentimen pelaku pasar kembali membaik akibat harapan akan cairnya stimulus fiskal dalam waktu dekat.

Titik terang mulai terlihat dari pembahasan stimulus fiskal di AS setelah Partai Demokrat dan Partai Republik merilis proposal senilai US$ 908 miliar Senin lalu. Partai Demokrat saat ini menguasai House of Representative (DPR) sementara Partai Republik menguasai Senat, hal ini yang membuat pembahasan stimulus terus mengalami tarik ulur.

Kabar baiknya, para ketua mayoritas dan minoritas di masing-masing "kamar" tersebut kini sudah bertemu dan sedang melakukan perundingan. Ada Ketua DPR Nancy Pelosi dari Partai Demokrat, ketua minoritas DPR Kevin McCarthy dari Partai Republik, ketua mayoritas Senat Mitch McConnel dari Partai Republik, dan ketua minoritas Senat Chuck Schumer dari Partai Demokrat.

"Kami tidak akan pergi dari sini tanpa paket stimulus. Kami akan tetap di sini sampai paket stimulus untuk mengatasi Covid-19 tercapai, berapa pun lama waktu yang diperlukan," kata McConnel sebagaimana dilansir CNBC International.

Selain membuat sentimen pelaku pasar membaik, jika stimulus tersebut cair dolar AS juga akan tertekan. Sebab jumlah uang yang beredar di perekonomian akan meningkat.


Secara teknikal, belum ada perubahan level-level yang harus diperhatikan mengingat rupiah bergerak tipis-tipis beberapa hari terakhir. Rupiah yang disimbolkan USD/IDR masih dekat level psikologis Rp 14.000/US$.

Rupiah masih jauh di bawah rerata pergerakan 50 hari (moving average/MA 50), 100 hari (MA 100), dan 200 hari (MA 200), sehingga momentum penguatan masih ada.

Sementara itu, indikator stochastic pada grafik harian mulai masuk wilayah jenuh jual (oversold).

jkseGrafik: Rupiah (USD/IDR) harian
Foto: Refinitiv

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Stochastic sudah masuk ke wilayah oversold yang berarti ada risiko rupiah akan melemah.

Support terdekat di kisaran kisaran Rp 14.050/US$ penembusan konsisten bawah level tersebut akan membawa rupiah menguat ke level psikologis Rp 14.000/US$.

Jika level psikologis tersebut ditembus, rupiah berpotensi menuju level Rp 13.810/US$ sebelum akhir tahun.

Sementara itu, resisten berada di kisaran Rp 14.130/US$, jika ditembus dan tertahan di atasnya rupiah berisiko melemah lebih jauh ke Rp 14.150/US$, sebelum menuju Rp 14.200/US$.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sedang Tak Berharga, Dolar Makin Banyak 'Dibuang'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular