
Sampai 2023, Kayaknya Dolar Makin Nggak Berharga...

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Mata uang Tanah Air juga hijau di perdagangan pasar spot.
Pada Rabu (16/12/2020), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.151. Rupiah menguat 0,14% dibandingkan posisi hari sebelumnya.
Di 'arena' pasar spot, rupiah pun menguat meski tipis saja. Pada pukul 10:05 WIB, US$ 1 dihargai Rp 14.080 di mana rupiah menguat 0,07%.
Sementara mata uang Asia lainnya bergerak variatif cenderung menguat di hadapan dolar AS. Masih ada mata uang Benua Kuning yang terjebak di jalur merah yaitu yuan China, won Korea Selatan, dan dolar Singapura.
Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Asia di perdagangan pasar spot pada pukul 10:05 WIB:
Dolar AS memang sedang dalam posisi defensif. Pada pukul 09:21 WIB, Dollar Index (yang menggambarkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama Asia) melemah 0,03%.
Investor tengah menantikan hasil rapat Komite Pengambil Kebijakan Bank Sentral AS (Federal Open Market Committee/FOMC) yang akan diumumkan Kamis dini hari waktu Indonesia. Pelaku pasar memperkirakan Ketua Jerome 'Jay' Powell dan kolega tetap mempertahankan suku bunga acuan di 0-0,25%.
Namun bukan itu saja yang dinanti. Dalam rapat bulan ini, FOMC akan merilis proyeksi ekonomi terbaru. Dalam proyeksi edisi September 2020, berikut proyeksi dari FOMC:
![]() |
Pelaku pasar juga akan memantau arah suku bunga acuan yang tergambar dalam dotplot. Dalam dotplot edisi September 2020, kemungkinan Federal Funds Rate baru akan naik paling cepat 2023. Bahkan bukan tidak mungkin lebih lama dari itu.
![]() |
Tren suku bunga rendah di Negeri Paman Sam yang kemungkinan masih bertahan setidaknya tiga tahun lagi membuat berinvestasi di instrumen berbasis dolar AS masih kurang menarik dalam jangka menengah-panjang. Ini akan membuat pelemahan dolar AS berpotensi bakal terjadi dalam hitungan tahun.
Melihat masa depan dolar AS yang suram, investor tentu memilih undur diri. Lebih baik menempatkan dana di aset yang masih bisa menghasilkan laba, salah satunya di Indonesia. Dengan tren pelemahan dolar AS yang rasanya masih akan lama, rupiah tentu berpeluang untuk melanjutkan apresiasi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$
