Jangan Kasih Kendor, Rupiah! Mumpung Dolar Lagi Letoy...

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
11 December 2020 10:13
Rupiah
Ilustrasi Rupiah (REUTERS/Thomas White)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Rupiah juga hijau di perdagangan pasar spot.

Hari ini, Jumat (11/12/2020), kurs tengah BI atau kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.102. Rupiah menguat 0,2% dibandingkan posisi hari sebelumnya.

Sementara di pasar spot, rupiah pun menguat meski tipis saja. Pada pukul 10:00 WIB, US$ 1 dihargai Rp 14.070 di mana rupiah menguat 0,14%.

Bukan hanya rupiah, hampir seluruh mata uang utama Asia juga berjaya di hadapan dolar AS. Sejauh ini hanya peso Filipina dan won Korea Selatan yang terdepresiasi.

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning di perdagangan pasar spot pada pukul 10:05 WIB

Kelesuan dolar AS berlanjut, tidak cuma di Asia tetapi di level dunia. Pada pukul 09:17 WIB, Dollar Index (yang menggambarkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah 0,16%.

Kali ini, mata uang Negeri Paman Sam tertekan oleh rilis data ekonomi terbaru. Pada pekan yang berakhir 5 Desember 2020, klaim tunjangan pengangguran tercatat 853.000. Naik 137.000 dibandingkan pekan sebelumnya dan menyentuh titik tertinggi sejak pertengahan September 2020.

Data ini menegaskan bahwa ekonomi AS masih sangat rapuh, dampak pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) yang sangat dahsyat belum bisa terhapus. Penciptaan lapangan kerja masih sangat terbatas, bahkan menyusut. Ini membuat konsumsi rumah tangga masih sangat sulit diharapkan untuk menjadi motor pertumbuhan ekonomi.

Dengan perannya yang dominan dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) Negeri Adidaya, konsumsi yang anjlok sudah pasti akan membebani pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Sepertinya prospek pemulihan ekonomi AS masih sangat tidak pasti.

Saat ekonomi AS masih jeblok seperti sekarang, maka kebijakan moneter ultra-longgar bakal terus dipertahankan. Sulit memperkirakan bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) menaikkan suku bunga acuan dalam waktu dekat. Federal Funds Rate kemungkinan besar tetap bertahan di dekat 0% sampai beberapa tahun ke depan.

Artinya, iklim suku bunga rendah masih menaungi AS. Ini membuat berinvestasi di aset-aset berbasis dolar AS (utamanya di instrumen berpendapatan tetap) menjadi kurang menarik. Rasanya dolar AS masih akan dijauhi oleh pelaku pasar sehingga dalam jangka menengah-panjang risiko pelemahan tetap belum bisa terhapus.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular