
China Sudah 'Bye-bye' Corona, Ini Buktinya!

Jakarta, CNBC Indonesia - China sepertinya sudah mulai melepaskan diri dari cengkraman pandemi Covid-19. Hal ini dibuktikan dengan menguatnya data-data ekonomi di Negeri Panda itu.
Dilansir dari AFP, Biro Statistik Nasional (NBS) mengatakan penjualan ritel di ekonomi terbesar kedua dunia tersebut naik 5% di November. Angka tersebut sejalan dengan perkiraan analis yang disurvei oleh Bloomberg dan naik dari pertumbuhan 4,3% bulan Oktober.
Juru bicara NBS Fu Linghui mengatakan pada konferensi pers bahwa ekonomi China melihat "pemulihan yang stabil" dari pandemi virus corona. Namun ia juga memperingatkan bahwa dengan munculnya kembali epidemi, pemulihan ekonomi dunia menghadapi tantangan dengan meningkatnya ketidakstabilan dan ketidakpastian.
Meskipun China sebagian besar telah mengendalikan virus corona, tetapi konsumsi pulih lebih lambat karena negara-negara lain bergulat dengan dampak pandemi. Hal ini paling terasa pada industri perhotelan, di mana turis juga mendominasi keterisian hotel disana.
Iris Pang, kepala ekonom ING untuk wilayah China mengatakan bahwa konsumen kelas menengah mendukung penjualan ritel, khususnya di sektor kosmetik dan perhiasan. Barang-barang medis juga terus mendorong pertumbuhan produksi industri itu.
Sementara itu, tingkat pengangguran perkotaan turun sedikit menjadi 5,2% pada November, empat bulan berturut-turut. Namun, para ahli telah memperingatkan angka tersebut bisa lebih tinggi karena sejumlah besar orang di angkatan kerja informal China.
Di lain kesempatan, Julian Evans-Pritchard, ekonom senior di Capital Economics, mengatakan tingkat pengangguran sekarang kembali ke level sebelum virus dan mendukung pertumbuhan penjualan ritel China. "Kami pikir aktivitas akan tetap kuat dalam waktu dekat karena rumah tangga kehabisan simpanan berlebih yang mereka kumpulkan tahun ini," katanya.
China dianggap berhasil dalam mengendalikan pandemi yang pada mulanya terjadi di wilayahnya. Mengutip data Worldometers, saat ini China hanya mencatatkan 86 ribu kasus dengan 4 ribu lebih kematian.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gegara China Lockdown Terus! Resesi Dunia di Depan Mata