
China Tahan Jurnalis Bloomberg, Ada Apa?

Jakarta, CNBC Indonesia - China telah mengakui menahan seorang jurnalis yang bekerja untuk media Bloomberg. Meski demikian, Beijing mengatakan hal tersebut adalah 'urusan internal' dan tak ada satupun yang bisa menginterfensi.
Jurnalis tersebut seorang wanita berkewarganegaraan China bernama Haze Fan. Mengutip BBC Internasional, ia dikatakan China membahayakan keamanan nasional negara itu.
Uni Eropa merespons dengan meminta China membebaskan seluruh wartawan hanya karena menulis berita tertentu. "Pendampingan tenaga medis dibutuhkan, sediakan akses ke pengacara dan kontak dengan keluarga," tulis pernyataan UE, dikutip Selasa (15/12/2020).
Hal senada juga dikatakan FCCC, gabungan koresponden media asing di China. Mereka menyampaikan solidaritas seraya menambahkan bahwa media asing bergantung pada staf-staf mereka di China.
Meski begitu, melalui juru bicara Kedutaan Besar di Uni Eropa, China mengatakan Fan dicurigai terlibat aktivitas kriminal yang membahayakan China. Perempuan itu dibawa ke Biro Keamanan Negara sesuai dengan aturan hukum yang berlaku.
"Ini adalah urusan internal China, tdak ada negara atau organisasi yang punya hak menginterfensi," kata keterangan itu di akun WeChat.
Fan bekerja untuk Bloomberg sejak 2017. Ia sebelumnya bekerja untuk Reuters, CNBC, Al Jazeera dan CBS News.
Ia diamankan di apartemennya sejak 7 Desember. Sebelumnya, ia sempat berkontak dengan salah satu editornya,
"Kami sangat prihatin soal dirinya, dan aktif menghubungi otoritas China untuk memahami betul apa yang terjadi," kata juru bicara Bloomberg di New York.
"Kami melakukan semua yang kami bisa untuk mendukungnya selagi menggali lebih banyak informasi."
Di 2020, China telah mengusir wartawan dari tiga surat kabar terkemuka AS. Yakni New York Times, Washington Post, dan Wall Street Journal.
Pada bulan Agustus, pihak berwenang di Beijing menahan warga negara Australia kelahiran China, Cheng Lei. Ia seorang jurnalis yang bekerja untuk penyiar CGTN milik pemerintah China, dengan alasan keamanan nasional.
Pada bulan September, dua koresponden Australia tiba-tiba meninggalkan China setelah mereka diinterogasi oleh kementerian keamanan negara China. Di Hong Kong, taipan media pro-demokrasi Jimmy Lai awal bulan ini didakwa berdasarkan undang-undang keamanan nasional baru yang kontroversial di wilayah itu.
(sef/sef) Next Article Cara China Genjot Vaksinasi Corona: dari Telur sampai Voucher