Sambut Vaksin, Dow Jones Terindikasi Naik 200 Poin di Opening

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
14 December 2020 18:22
Trader Timothy Nick works in his booth on the floor of the New York Stock Exchange, Thursday, Jan. 9, 2020. Stocks are opening broadly higher on Wall Street as traders welcome news that China's top trade official will head to Washington next week to sign a preliminary trade deal with the U.S. (AP Photo/Richard Drew)
Foto: Bursa saham Amerika Serikat (AS) (AP Photo/Richard Drew)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (14/12/2020) menghijau, menyambut kabar persetujuan vaksin Covid-19 besutan Pfizer dan BioNtech untuk digunakan di AS.

Kontrak futures indeks Dow Jones Industrial Average menguat dan mengindikasikan bahwa indeks berisi 30 saham unggulan tersebut bakal menguat 200 poin di pembukaan. Kontrak serupa indeks S&P 500 dan Nasdaq juga tercatat menguat.

Pekan lalu, Wall Street mengalami koreksi mingguan menyusul seretnya pembicaraan mengenai stimulus. Indeks S&P 500 anjlok nyaris 1%, menjadi koreksi mingguan pertama dalam sebulan. Demikian juga dengan indeks Dow Jones Industrial Average yang melemah 0,57% dan Nasdaq yang tertekan 0,7%.

Ekonomi Amerika Serikat (AS) pun diekspektasikan segera pulih, setelah Direktur Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Robert Redfield meneken izin penggunaan vaksin Covid-19 besutan Pfizer, bagi mereka yang berusia di atas 16 tahun.

Pengiriman vaksin sudah dilakukan untuk Michigan ke ratusan pusat distribusi di negara bagian tersebut. Balai Obat dan Makann (Food and Drug Authority/FDA) juga kan merilis asesmen mereka terhadap vaksin besutan Moderna.

AS melaporkan lebih dari 2.300 kematian akibat virus corona pada Minggu kemarin, menambah 3.300 kematian pada Jumat, sementara kasus infeksi terus meledak mencapai lebih dari 219.000 kasus pada Sabtu.

Partai Republik dan Demokrat setuju mengenai perlunya anggaran miliaran dolar untuk program vaksinasi massal. Terakhir, proposal stimulus senilai US$ 908 miliar yang memasukkan anggaran vaksin US$ 6 miliar ditolak oleh pimpinan Mayoritas Senat Mitch McConnel.

McConnel menginginkan pengecualian stimulus terhadap pelaku usaha dan pendanaan untuk pemerintahan lokal serta negara bagian. Hal ini menciptakan jurang perbedaan dengan politisi Demokrat.

"Secara politis, debat berlanjut mengenai stimulus fiskal yang lain, yang akan banyak dibutuhkan untuk penduduk, tapi juga akan menciptakan 'tumpukan uang tunai' untuk dibelanjakan konsumen ketika ekonomi dibuka kembali secara penuh," tutur Tavis McCourt, analis Raymond James dalam laporan riset yang dikutip CNBC International.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dow Futures Naik Tipis, Bursa AS Berpeluang Dibuka Menyamping

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular