
Rupiah Memang Tak Melemah, tapi Terburuk di Asia!

Jakarta, CNBC Indonesia -Â Nilai tukar rupiah tidak melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (14/12/2020), tetapi menjadi yang terburuk di Asia. Sebab, mayoritas mata uang utama Asia menguat hari ini.
Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan stagnan di Rp 14.070/US$, setelahnya langsung melemah 0,5% ke Rp 14.140/US$.
Di akhir perdagangan, rupiah berhasil memangkas pelemahan hingga ke Rp 14.070/US$, stagnan alias sama persis dibandingkan penutupan perdagangan Jumat pekan lalu.
Hingga pukul 15:17 WIB, mayoritas mata uang utama menguat melawan dolar AS, rupiah ditemani ringgit Malaysia stagnan, sekaligus menjadi yang terburuk. Rupee India memimpin penguatan sebesar 0,27%.
Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Asia.
Sentimen pelaku pasar sebenarnya sedang bagus hari ini, setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (Food and Durg Administration/FDA) menyetujui penggunaan darurat vaksin Pfizer dan BionTech.
"Otorisasi FDA untuk penggunaan darurat vaksin Covid-19 pertama merupakan tonggak penting dalam memerangi pandemi dahsyat yang telah mempengaruhi begitu banyak keluarga di AS dan di seluruh dunia," kata komisaris FDA Stephen Hahn dikutip Guardian pada Jumat (11/12/2020).
AS mengikuti negara lain, termasuk Inggris, Kanada, dan Meksiko, yang juga telah mengesahkan vaksin Pfizer-BioNTech untuk penggunaan publik yang lebih luas.
Pemerintah AS berencana untuk mendistribusikan 2,9 juta dosis dalam tempo 24 jam, dan 2,9 juta dosis 21 hari kemudian untuk suntikan kedua.
Vaksinansi besar-besaran pertama akan dilakukan pada Senin pagi (14/12/2020) waktu setempat.
Melihat pergerakan di pasar saham dan obligasi yang menguat, tidak menutup kemungkinan rupiah juga akan terkerek di sisa perdagangan hari ini, dan berbalik menguat di penutupan.
Namun sayangnya, rupiah hingga saat ini masih kesulitan untuk mendekati level psikologis Rp 14.000/US$. Jika melihat ke belakang, kinerja rupiah terbilang impresif, dalam 11 pekan terakhir, hanya pada pekan lalu yang melemah, sekali stagnan, dan sisanya menguat.
Selama periode tersebut, rupiah membukukan penguatan 5,22%. Terlihat cukup impresif, tetapi jika dilihat sejak awal tahun atau secara year-to-date (YtD) rupiah tercatat masih melemah 1,37% YtD.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sedang Tak Berharga, Dolar Makin Banyak 'Dibuang'
