Ada Transaksi Nego 4,49 Juta Lot, Bank Jago Dibeli Gopay?

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) berhasil terapresiasi pada perdagangan hari ini (14/12/20), saham perbankan digital ini berhasil melesat kencang hingga 11,87% pada perdagangan hari ini. Kenaikan ini melanjutkan reli kencang Bank Jago pada Kamis dan Jumat dua pekan lalu dimana pada hari itu masing-masing ARTO berhasil melesat 13,40% dan 22,73%.
Melesatnya harga saham ARTO secara tiba-tiba tentu menimbulkan tanda tanya di kalangan para pelaku pasar. Usut punya usut ternyata kenaikan ARTO disebabkan pada Kamis lalu muncul transaksi besar-besaran di pasar negosiasi.
Data perdagangan mencatat muncul transaksi jumbo di pasar negosiasi yakni transaksi crossing oleh PT Trimegah Sekuritas (LG) dengan jumlah transaksi sebanyak 4,49 juta lot ARTO di harga Rp 1.150/unit. Transaksi ini sendiri sebesar 4,13% dari jumlah saham ARTO yang beredar.
Bahkan sebelumnya pada tanggal (3/12/20) tercatat muncul transaksi di pasar negosiasi yang lebih jumbo yakni sebanyak 11,87 juta lot saham ARTO senilai Rp 2,25 triliun rupiah yang merupakan 10,93% dari total keseluruhan saham ARTO dengan harga penjualan berkisar antara Rp 1.671/unit hingga Rp 2.065/unit.
Pihak-pihak pembeli saham ARTO sendiri berasal dari PT Trimegah Sekuritas (LG), PT CGS-CIMB Sekuritas (YU), PT Indo Premier Sekuritas (PD), PT Ciptadana Sekuritas (KI), PT Citigroup Sekuritas (CG), dan PT Bahana Sekuritas (DX) sedangkan pihak pihak penjual mayoritas adalah PT Erdikha Elit Sekuritas (AO) yang merupakan underwriter ARTO dan PT Trimegah Sekuritas (LG) yang melakukan crossing.
Rumor yang beredar di kalangan para pelaku pasar sendiri bahwa PT Karya Anak Bangsa alias Gojek masuk melalui pasar negosiasi. Namun belum diketahui apakah transaksi tersebut akan dilakukan oleh Gojek atau Gopay, sayap usaha Gojek dalam dompet digital dan layanan keuangan.
Meskipun demikian transaksi sementara ini baru masuk sekitar 4% sehingga tidak diwajibkan regulator untuk mengeluarkan keterbukaan informasi sehingga kepemilikannya tidak terdeteksi di laporan kepemilikan saham.
Namun, masih dalam rumor yang beredar di kalangan pelaku pasar modal, Gojek atau Gopay akan masuk ke Bank Arto dengan kepemilikan di atas 20%.
Sebelumnya pernah terjadi crossing saham ARTO besar-besaran di oleh PT Erdikha Elit Sekuritas (AO) pada tanggal 28 April 2020 sebanyak 4 juta lot saham ARTO senilai Rp 58 miliar.
Pada bulan yang saham nama pemegang saham mencurigakan yang memiliki saham di atas 5% di ARTO seperti Jetway Wealth Management Limited, Lion Glory Pte Ltd, Qilora Investments (Cayman) Ltd, Akta Asset Limited, dan Ephesus United Corp menghilang dari laporan bulanan registrasi pemegang saham yang artinya perusahaan-perusahaan tersebut tidak lagi memegang 5% saham ARTO.
Kelima perusahaan ini ditenggarai merupakan perusahaan cangkang alias Special Purpose Vehicle (SPV). Para pelaku pasar sendiri berasumsi hilangnya kelima perusahaan dari daftar pemegang saham karena saham-saham tersebut dipecah ke perusahaan cangkang lain melalui transaksi negosiasi tersebut sehingga kepemilikanya berada di bawah 5% kabarnya ultimate owner dari perusahaan cangkang ini adalah Gojek yang siap berpartisipasi pada HMETD Januari mendatang.
Rencananya ARTO akan melaksanakan right issuepada bulan Januari mendatang dan siap menerbitkan hingga 3 miliar lembar saham baru dengan nominal Rp 100/unit dengan tanggal akhir saham yang berhak untuk memperoleh Hak Untuk Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) dijadwalkan pada 22 Januari 2021.
Skenario harga right issue apabila target modal inti yang ingin dihimpun ARTO adalah Rp 2 triliun untuk memenuhi Peraturan OJK Nomor 12/POJK.03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum hanya untuk tahun 2021 saja maka Right Issue kemungkinan akan dilaksanakan di harga sekitar Rp 260/unit dengan perbandingan 3 saham lama mendapat hak untuk membeli 1 saham baru.
Sedangkan apabila modal inti yang ingin dihimpun sebesar Rp 3 triliun untuk memenuhi ketentuan modal inti secara seluruhnya maka kemungkinan harga pelaksanaan berada di kisaran Rp 593/unit dengan perbandingan 3 saham lama mendapat hak untuk membeli 1 saham baru.
[Gambas:Video CNBC]
Digitalisasi Picu Investor Ritel Domestik Bursa RI 'Meledak'
(dob/dob)