Susah Bener IHSG Tembus Level 6.000, Kenapa ya?

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan pekan lalu pada perdagangan hari Jumat (11/12/20) dengan menghijau tipis 0,08% ke level 5.938,32.
Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi beli bersih sebanyak Rp 92 miliar di pasar reguler dengan nilai transaksi menyentuh Rp 19,91 triliun.
Nilai transaksi itu terus mencetak nilai transaksi tinggi dalam beberapa hari terakhir. Volume perdagangan 27,66 miliar saham dengan frekuensi perdagangan 1,32 kali.
Pertama kali IHSG mencatatkan nilai transaksi tertinggi tahun ini yakni pada 29 Mei 2020 dengan nilai perdagangan mencapai Rp 16,32 triliun intra day. Tak hanya nilai transaksi menjadi paling tinggi tahun ini. Frekuensi perdagangan di bursa dalam negeri juga menjadi tertinggi saat itu.
Tapi kemudian rekor lagi pada Senin (30/11/2020) saat IHSG anjlok hampir 3%. Nilai transaksi harian saham di Pasar Reguler saat itu mencapai Rp 32,01 triliun dan total frekuensi 1,68 juta kali, tertinggi dalam sejarah.
Data BEI menunjukkan, dalam sepekan terakhir (7-11 Desember), IHSG naik 1,98% dan sebulan terakhir perdagangan naik 8,79%. Dalam 6 bulan terakhir, IHSG melesat 22,50%, melebihi Nikkei (+14,86%), Shanghai (+14,50%), dan Hang Seng (+6,98%).
Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan sentimen baik datang dari Amerika Serikat (AS).
Pfizer akhirnya memperoleh otorisasi terkait dengan penggunaan vaksin untuk menghadapi wabah virus corona yang akhirnya cahaya diujung jalan kian semakin terlihat. Food and Drug Administration mengizinkan Pfizer dan BioNTech SE untuk melakukan proses vaksinasi di seluruh negeri Amerika.
Para tenaga kerja perawat kesehatan serta para dewasa lanjut usia akan mendapatkan kesempatan pertama untuk mendapatkan vaksin tersebut.
Pfizer dan BioNTech yang memiliki tingkat efektivitas lebih dari 95% tentu memberikan harapan yang nyata terkait dengan proses pemulihan kesehatan yang berdampak terhadap kegiatan ekonomi.
Dari dalam negeri, Artha Sekuritas menyebutkan investor masih diliputi kekhawatiran kenaikan kasus Covid-19 yang terus meningkat selama beberapa waktu terakhir. Hal ini akan menjadi sentimen yang memberatkan perdagangan awal pekan ini.
Secara teknikal, MNC Sekuritas menyebutkan selama IHSG belum mampu menguat di atas 6.004, maka diperkirakan pergerakan IHSG berpotensi terkoreksi ke area 5.830-5.880 untuk membentuk bagian dari wave [v] dari wave 3.
Selama IHSG tidak terkoreksi ke bawah 5.775 atau bahkan 5.563, maka IHSG masih berpeluang menguat kembali untuk menguji area 6.000-6.010.
Namun, apabila IHSG turun di bawah 5.563, maka IHSG sudah terkonfirmasi menyelesaikan wave 3 dan akan membentuk wave 4 ke area 5.500-5.650 terlebih dahulu.
Pada perdagangan awal pekan ini, indeks diperkirakan akan bergerak di kisaran support (batas bawah) 5.775 dan 5.563 serta resisten di 6.010 dan 6.200.
Sementara itu, Samuel Sekuritas Indonesia memperkirakan IHSG uji resisten (batas atas) 6.000 dan masih tertahan. IHSG diperkirakan konsolidasi di resisten ini masih akan berlanjut menjelang akhir pekan.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Banyak Sentimen Baik, Cek Rekomendasi Saham Hari Ini
