
Teknologi Berjaya! Airbnb Libas Hilton, Tesla Taklukan GM

Jakarta, CNBC Indonesia - Tahun 2020 memang bukanlah menjadi tahun yang baik bagi pasar modal secara umum, seperti diketahui munculnya pandemi virus corona menumbangkan pasar modal di berbagai belahan negara.
Akan tetapi sepertinya hal tersebut tidak berlaku bagi saham-saham teknologi, pasalnya koreksi di indeks Nasdaq yang menjadi indeks acuan saham-saham teknologi di Wall Street hanya berlangsung 3 bulan.
Setelahnya indeks Nasdaq melesat kencang tanpa henti dan bahkan sukses menembus level tertinggi sepanjang sejarahnya all time high. Secara tahun berjalan sendiri indeks Nasdaq sudah melesat 36,14%.
Suksesnya melesatnya saham teknologi tidak lain dan tidak bukan karena ketahanan perusahaan dalam menghadapi pandemi, bahkan beberapa jenis perusahaan teknologi seperti layanan streaming video Netflix dan layanan aplikasi video call group Zoom berhasil diuntungkan dengan adanya pandemi.
Bahkan beberapa saham berhasil teknologi berhasil melesat dan menjadi jawara di kapitalisasi pasar di sektor usahanya.
Baru-baru ini startup pemesanan hotel, Airbnb baru saja melakukan penawaran umum perdana dengan harga US$146 per saham atau dua kali dari harga IPO.
Hasil tersebut, Airbnb mencatatkan diri memiliki nilai lebih dari perusahaan ride hailing Uber Technologies. Bahkan jika dua perusahaan hotel dunia yakni Marriot dan Hilton digabungkan, valuasi Airbnbmasih yang terbesar, dikutip CNNInternational, Jumat (11/12/2020).
Tercatat kapitalisasi pasar Airbnb saat ini adalah sebesar US$ 82,98 miliar sedangkan grup hotel raksasa Marriot hanya memiliki kapitalisasi pasar sebesar US$ 41,68 miliar, bahkan grup hotel Hilton hanya memiliki market cap sebesar US$ 29,06 miliar.
Suksesnya Airbnb mengalahkan kedua hotel raksasa tersebut tentunya dapat diatribusikan orang-orang yang masih ingin berpergian di tengah pandemi tentunya akan memilih tempat penginapan yang lebih murah sehingga memilih Airbnb sebagai opsi meskipun sang direktur tidak menyangkal bahwa pandemi corona sangat menghantam industri ini.
Tidak hanya Airbnb yang sudah sukses menyalip kedua hotel raksasa, perusahaan otomotif elektrik Tesla juga berhasil membukukan tahun yang apik dan berhasil melesat kencang. Simak grafik berikut.
![]() |
Tercatat kenaikan Tesla dimulai sejak tahun 2017 dimana perusahaan mobil listrik tersebut berhasil menyalip General Motor yang merupakan perusahaan otomotif terbesar di Amerika Serikat. Sejak 2017 hingga 2020 sendiri GM dan Tesla terus-terusan bertukar tempat sebagai bossnya otomotif AS.
Akan tetapi pada akhir tahun 2019, Tesla berhasil melesat kencang meninggalkan pesaingnya General Motor, Tesla melesat hingga kapitalisasi pasarnya menyentuh US$ 87 miliar meninggalkan Tesla yang pada akhir 2019 hanya berkapitalisasi pasar US$ 52 miliar.
Setelah menyalip GM, perusahaan besutan Elon Musk tersebut juga tidak memerlukan waktu lama untuk kembali melanjutkan reli, terhantam sejenak kapitalisasi pasarnya karena corona, akhir Maret Tesla melanjutkan relinya dan menjadikan awal bulan Juli 2020 menjadi bulan yang bersejarah.
Tesla berhasil menyalip kapitalisasi pasar Toyota yang sudah bertahta puluhan tahun sebagai perusahaan otomotif berkapitalisasi pasar terbesar di dunia. Saat itu Tesla menembus level kapitalisasi pasar US$ 220 miliar meninggalkan Toyota yang hanya memiliki market cap US$ 210 miliar.
Bahkan Tesla melanjutkan relinya setelah melakukan aksi korporasi pemecahan saham pada bulan Agustus. Saat ini Tesla masih lanjut melesat kencang tanpa henti menyentuh level kapitalisasi pasar jauh di atas Toyota dan GM dengan kapitalisasi pasar sebesar US$ 578 miliar, dua kali lipat di atas posisi kedua Toyota dengan market cap US$ 244 miliar.
Alasan melesatnya Tesla pasalnya, kedepanya mobil elektrik yang mampu berkendara sendiri menggunakan kecerdasan buatan (AI) digadang-gadang akan menjadi masa depan sektor otomotif.
Di bidang self-driving car inilah Tesla saat ini menjadi pemimpin riset nomor wahid dan sudah sangat dekat menyempurnakan teknologi ini. Dikabarkan Tesla akan menawarkan AI ini dalam bentuk langganan terhadap mobil-mobilnya sehingga peningkatan penjualan Tesla ke depan akan kembali melesat tajam.
Apabila melihat kedua fenomena ini maka wajar apabila para pelaku pasar bertaruh bahwa masa depan pasar modal berada di saham-saham teknologi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000