Dow Futures Anjlok 200 Poin, Wall Street di Ambang Koreksi

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
11 December 2020 19:54
Trader Timothy Nick works in his booth on the floor of the New York Stock Exchange, Thursday, Jan. 9, 2020. Stocks are opening broadly higher on Wall Street as traders welcome news that China's top trade official will head to Washington next week to sign a preliminary trade deal with the U.S. (AP Photo/Richard Drew)
Foto: Bursa saham Amerika Serikat (AS) (AP Photo/Richard Drew)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat (10/12/2020) kembali tertekan, menyusul kenaikan kasus Covid-19 dan ketakpastiam negosiasi soal stimulus fiskal.

Kontrak futures indeks Dow Jones Industrial Average turun, mengimplikasikan bahwa indeks berisi 30 saham unggulan itu bakal anjlok 200 poin pada pembukaan nanti. Kontrak serupa indeks S&P 500 dan Nasdaq juga melemah.

Politisi di Washington berusaha meloloskan Undang-Undang (UU) stimulus sebelum habis masa 2020, tetapi terbentur pada ketidaksepakatan mengenai stimulus pemerintah negara bagian dan lokal, tunjangan pengangguran dan bantuan langsung tunai (BLT).

Staf pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell menginformasikan bahwa faksi Republik tak akan mendukung proposal stimulus senilai US$ 908 miliar, demikian diberitakan NBC News. Pad Kamis, Ketua DPR Nancy Pelosi negosiasi dua pihak telah menuju "kemajuan besar."

"Nada pemberitaan dari gedung Capitol Hill mengenai stimulus terdengar lebih merdu ketimbang Senin-Rabu tapi masih belum ada tanda terobosan," tutur Adam Crisafulli, pendiri Vital Knowledge, dalam laporan riset yang dikutip CNBC International.

DPR telah meloloskan perpanjangan belanja selama sepekan untuk menghindari terhentinya layanan pemerintahan (shutdown) hingga 18 Desember, dan memberi lebih banyak kesempatan untuk menegosiasikan stimulus.

Sepanjang pekan berjalan, indeks Dow Jones dan S&P 500 melemah masing-masing sebesar 0,7% dan 0,8%. Sementara itu, Nasdaq tertekan 0,5% pada periode yang sama, melanjutkan pekan koreksi yang pertama.

Tanpa stimulus yang baru, jutaan warga AS bakal kehilangan tunjangan pengangguran pada tahun baru. Padahal, klaim tunjangan pengangguran mingguan pada pekan lalu menembus 853.000, atau tertinggi sejak 19 September, menyusul karantina wilayah (lockdown) yang mulai banyak diberlakukan karena gelombang kedua penyebaran Covid-19.

Sementara itu, penasihat Balai Obat dan Makanan (Food and Drug Administration/FDA) pada Kamis mendorong penggunaan vaksin besutan Pfizer dan BioNTech untuk keperluan darurat di AS, mengikuti kebijakan di Inggris.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dow Futures Naik Tipis, Bursa AS Berpeluang Dibuka Menyamping

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular