
Hati-hati Bos! IHSG Galau Lagi, Koreksi Bisa Lebih Dalam Nih

Jakarta, CNBC Indonesia - Sempat berjaya pada pagi, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan sesi pertama Jumat (11/12/2020) dengan koreksi, di tengah pergerakan bursa Asia yang juga campur-aduk.
Indeks acuan bursa nasional tersebut melemah tipis, sebesar 0,05% atau 3,1 poin ke 5.930,560 dengan 212 saham menguat, 249 lain melemah dan 147 sisanya flat. Pada pembukaan pagi, HSG dibuka naik 0,21% ke 5.946,35. Di penutupan sesi 1, IHSG tercatat menguat 8,65% sepanjang bulan berjalan.
Nilai transaksi bursa masih terjaga tinggi, yakni mencapai Rp 11,9 triliun, dengan 17,2 miliar saham ditransaksikan. Namun, frekuensinya menurun ke kisaran 782.000 atau jauh merosot jika dibandingkan dengan frekuensi kemarin yang menembus 937.000 kali transaksi.
Kabar kenaikan tarif cukai rokok pada 2021 masih menjadi penekan IHSG hari ini dengan koreksi menimpa saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM). Sebaliknya, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi penahan laju koreksi bursa.
Sebagaimana diketahui, pemerintah melalui Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menaikkan tarif cukai rokok rata-rata sebesar 12,5% di 2021 setelah sebelumnya pasar berspekulasi bahwa tidak akan ada kenaikan cukai.
Teranyar ada kabar dari bank sentral Eropa yakni ECB yang memutuskan untuk menahan suku bunga acuannya. Otoritas moneter tersebut memutuskan untuk menahan suku bunga acuan operasi refinancing utama, fasilitas pinjaman marjinal dan fasilitas simpanan masing-masing sebesar 0,00%, 0,25% dan -0,50%.
Tak hanya itu,bank sentral di bawah pimpinan Christine Lagarde juga memutuskan untuk menambah injeksi likuiditas ke sistem keuangan dengan memperbesar nilai pembelian obligasi senilai 500 miliar Euro di tengah maraknya lockdown akibat munculnya gelombang kedua wabah Covid-19.
Analisis Teknikal
![]() IHSG |
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area pivot maka pergerakan IHSG selanjutnya berpotensi terkoreksi.
Untuk mengubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 5.953. Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 5.902.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 57 yang belum menunjukkan adanya indikator jenuh beli meskipun demikian RSI mulai terkonsolidasi turun setelah sebelumnya menyentuh level jenuh beli. Hal ini biasanya menandakan pergerakan IHSG selanjutnya akan cenderung terdepresiasi.
Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB yang berada di area batas atas, maka pergerakan selanjutnya cenderung bearish atau terkoreksi. Hal ini juga terkonfirmasi dengan munculnya indikator RSI yang terkonsolidasi turun.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000